REPUBLIKA.CO.ID, INDIANA -- Asosiasi Mahasiswa Muslim (MSA) di Notre Dame, Indiana, Amerika Serikat menggelar Pekan Kesadaran Islam tahunan. Acara yang dimulai pada Sabtu lalu itu diadakan dalam rangka mendidik komunitas Notre Dame tentang keyakinan mereka. Acara ini digelar hingga Jumat (20/4).
Wakil Presiden MSA yang juga merupakan mahasiswa tingkat kedua, Douha Morchid mengatakan umumnya acara tersebut digelar untuk meningkatkan kesadaran tentang Islam dan menjawab pertanyaan seputar hal itu. MSA mengundang siswa untuk benar-benar mengajukan pertanyaan kepada mereka karena terkadang siswa merasa malu untuk melakukannya setiap hari. Ia mengatakan acara ini adalah kesempatan bagi semua orang untuk benar-benar datang dan bertanya kepada mereka.
"Orang-orang biasanya memiliki banyak pertanyaan seputar hijab, dan saya kira yang terbaik adalah membuat mereka mencobanya dan melihat bagaimana rasanya, dan juga menjawab pertanyaan mereka. Dan sebagai seorang hijabi di kampus, rasanya baik untuk melihat lebih banyak hijabis di sekitar, setidaknya untuk satu hari," kata Morchid, dilansir di The Observer, Rabu (18/4).
Pada Senin, klub menyelenggarakan 'Hijab Day' dan membagikan jilbab dan donat secara gratis di LaFortune Student Center. Tahun lalu, Morchid mengatakan acara itu sangat populer di mana jilbab habis lebih awal pada sore hari. Ia masih mengingat acara tahun lalu saat pukul 13.00, ia tidak menemukan jilbab untuk teman sekamarnya. Dengan acara ini, menurutnya, orang-orang benar-benar berinteraksi lebih banyak dari yang ia perkirakan.
"Saya pikir tahun lalu adalah pertama kalinya saya mengalami hal ini, yang merupakan hal yang menyenangkan. Dan saya merasa komunitas Notre Dame terbuka untuk mencoba berbagai hal, yang sebenarnya menyenangkan," ujarnya.
Morchid mengatakan, kelompok ini bertujuan melanjutkan diskusi sepanjang pekan. Di samping, adapula acara Pekan Makan Malam Kesadaran Islam pada Selasa, sebuah halaqah Alquran, atau sesi belajar pada Rabu. Sementara pada Kamis terdapat diskusi antaragama dengan Asosiasi Mahasiswa Yahudi dan Iron Sharpens Iron. Ia mengatakan, halaqah akan memungkinkan siswa belajar lebih banyak tentang Alquran.
Secara teknis, ia mengatakan mereka hanya berkumpul dengan siswa Muslim dan non-Muslim membahas beberapa ayat dari Alquran. Acara itu menurutnya hanya diskusi terbuka dan semua orang diundang, jika mereka memiliki pertanyaan.
"Benar-benar terbuka dan kami tidak benar-benar memiliki seseorang yang tahu banyak tentang agama, tetapi kami hanya ingin menghasilkan diskusi mungkin tentang beberapa ayat kontroversial dalam Alquran," tambah Morchid.
Abdul AlJumaily, seorang mahasiswa pascasarjana dan anggota Asosiasi Mahasiswa Muslim, mengatakan acara favoritnya pekan ini adalah kunjungan masjid Jumat.
"Kami memiliki keyakinan agama jika menghadiri shalat Jumat dan kemudian menghadiri shalat berikutnya, bahwa jika mengikuti perintah (firman) utama dalam agama kami, semua dosa selama tujuh hari sebelumnya dihapus bersih, selama Anda menjauhkan diri dari dosa besar. Ini juga waktu yang tepat bagi komunitas berinteraksi dengan sesama siswa kami," kata Al Jumaily.
Lebih dari itu, AlJumaily mengatakan MSA bertujuan melibatkan komunitas Notre Dame pekan ini dan membongkar kesalahpahaman tentang keyakinan mereka. Ia mengatakan, Islam lebih dari agama lain manapun yang telah keliru digambarkan dalam hal ekstremisme dan kekerasan.
"Jadi sangat bagus untuk keluar dan berinteraksi dengan komunitas dan menunjukkan wajah ramah dan melakukan pekerjaan Tuhan," tambahnya.