Rabu 18 Apr 2018 13:56 WIB

Truk Korban Jembatan Tuban-Lamongan Harus Dipotong-potong

Petugas juga menguras isi truk untuk proses evakuasi.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Teguh Firmansyah
Petugas mengevakuasi truk di lokasi jembatan Widang yang runtuh, Tuban, Jawa Timur, Selasa (17/4). Sisi barat jembatan itu runtuh sekitar 50 meter dan mengakibatkan satu pengemudi truk meninggal dunia, dan melukai tiga korban lainnya, sementara tiga truk dan sebuah sepeda motor masuk ke Bengawan Solo.
Foto: Aguk Sudarmojo/Antara
Petugas mengevakuasi truk di lokasi jembatan Widang yang runtuh, Tuban, Jawa Timur, Selasa (17/4). Sisi barat jembatan itu runtuh sekitar 50 meter dan mengakibatkan satu pengemudi truk meninggal dunia, dan melukai tiga korban lainnya, sementara tiga truk dan sebuah sepeda motor masuk ke Bengawan Solo.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Irjen Pol Machfud Arifin mengungkapkan, truk korban ambruknya sisi barat jembatan kembar Babat-Widang, yang menghubungkan Kabupaten Tuban dengan Kabupaten Lamongan, harus dikosongkan terlebih dahulu agar bisa dievakuasi. Tidak hanya dikosongkan, truk tersebut juga harus dipotong-potong untuk mengurangi beban saat evakuasi.

"Kemudian, untuk meringankan supaya beban tidak mengkhawatirkan, truk ini harus dikosongkan isinya dan kemudian harus dipotong-potong. Dikurangi dibagi tiga, bagi dua, sehingga mungkin untuk segera dievakusai," kata Machfud di Surabaya, Rabu (18/4).

Machfud mengungkapkan bahwa pada Rabu (18/4) dini hari, proses evakuasi truk korban ambruknya sisi barat jembatan kembar Babat-Widang sempat dihentikan. Itu tak lain karena beban terlalu berat sehingga dikhawatirkan malah akan menambah korban dalam kasus tersebut.

 

Baca juga, Jembatan Tuban-Lamongan Ambruk, Dua Orang Tewas.

 

Machfud menjelaskan, pada awalnya, upaya evakuasi yang dilakukan oleh tim dilakukan dengan bobot crane 50 ton. Truk yang harus dievakuasi itu beratnya kurang lebih 19 ton.

"Itu sudah mulai main mau ngambil itu. Secara teknis dari Kemenpupera, dari balai jalan yang ada di Jatim ini, menyatakan ini tidak mampu untuk bisa ngangkat ini. Jangan sampai kita mengevakuasi truk, kita jadi korban ambruk juga," ujar Machfud.

Kemudian, pada pagi harinya dilakukan lagi upaya evakuasi dengan mengurangi bobot crane menjadi maksimal 25 ton.

Sebelumnya diberitakan, sisi barat jembatan Babat-Widang, yang menghubungkan Kabupaten Tuban dengan Kabupaten Lamongan, ambrol. Runtuhnya jembatan tersebut mengakibatkan satu unit truk bermuatan limbah smelter, dua unit truk tronton bermuatan pasir, dan satu sepeda motor tercebur ke Sungai Bengawan Solo.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement