REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Umat Islam di Bangladesh akan merayakan Shab e-Barat pada 1 Mei mendatang. Shab e-Barat adalah salah satu acara keagamaan besar bagi umat Muslim di Bangladesh.
Dilansir di Dhaka Tribune, Rabu (18/4), Komite Rukyatul Hilal Nasional Bangladesh mengumumkan, hal itu setelah bulan tampak di langit Bangladesh menandai bulan Shaban dalam kalender Hijriyah pada Selasa (17/4) waktu setempat. Komite tersebut mengambil keputusan itu pada pertemuan yang diadakan di kantor Yayasan Islam di Baitul Mukarram pada Selasa malam.
Direktur Jenderal Yayasan Islam dan Sekretaris Anggota Komite Rukyatul Hilal Nasional, Shamim Mohammad Afzal, memimpin pertemuan tersebut. Shab-e-Barat dirayakan pada malam ke-15 bulan Shaban pada kalender Islam lunar. Menurut keyakinan Muslim, Shab-e-Barat adalah malam ketika Allah mengatur urusan di tahun berikutnya. Saat Shab-e-Barat, Allah menuliskan takdir bagi semua ciptaan-Nya untuk tahun mendatang dengan mempertimbangkan perbuatan di masa lalu mereka.
Pada malam ini, umat Muslim biasanya akan melaksanakan ibadah shalat khusus, membaca Alquran, mengadakan milad, zikir dan ritual keagamaan lainnya guna mencari berkah Tuhan untuk kesejahteraan umat manusia.
Shab e-Barat adalah malam di bulan Shaban yang banyak umat Islam hormati sebagai malam pengampunan. Umat Muslim umumnya beribadah sepanjang malam meminta kepada Allah (SWT) untuk memberikan mereka keberkahan. Shab e-Barat biasanya dirayakan di pertengahan Shaban, pada malam di antara tanggal 14 dan 15 Shaban.
Setiap negara memiliki cara berbeda dalam merayakan Malam Shaban tersebut dan setiap negara memiliki nama yang berbeda untuk itu. Di Asia Selatan, dikenal sebagai Shab e-Barat. Di Iran, malam Shaban disebut Nim Sha'ban. Sedangkan di negara-negara berbahasa Melayu itu disebut sebagai Nisfy Sya'ban. Sementara di Turki dikenal sebagai 'Berat Kandili'. Di Indonesia sendiri, malam Shaban disebut sebagai 'Nisfu Sya'ban'.