Rabu 18 Apr 2018 19:13 WIB

Rusia dan Iran Didesak Cari Solusi untuk Krisis Suriah

Koalisi tiga negara menyerang Suriah untuk menghancurkan fasilitas senjata kimia.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Dalam gambar yang diambil oleh Angkatan Laut AS, kapal penjelajah kendali-rudal USS Monterey (CG 61) menembakkan rudal Tomahawk ke Suriah, Sabtu, (14/4). Donald Trump mengumumkan serangan udara ke Suriah sebagai tanggapan atas dugaan serangan senjata kimia.
Foto: Letnan john Matthew Daniels / Angkatan Laut AS melalui AP
Dalam gambar yang diambil oleh Angkatan Laut AS, kapal penjelajah kendali-rudal USS Monterey (CG 61) menembakkan rudal Tomahawk ke Suriah, Sabtu, (14/4). Donald Trump mengumumkan serangan udara ke Suriah sebagai tanggapan atas dugaan serangan senjata kimia.

REPUBLIKA.CO.ID, STRASBOURG -- Presiden Dewan Eropa Donald Tusk mendesak semua pihak yang berkepentingan di Suriah terlibat dalam proses politik. Ia menekankan Rusia dan Iran selaku sekutu Suriah harus serius dalam mencari solusi guna mengakhiri krisis di negara tersebut.

Tusk mengomentari perihal serangan yang dilakukan Prancis, Inggris, dan Amerika Serikat (AS) ke Suriah pekan lalu. Menurutnya, serangan yang menargetkan fasilitas militer yang diyakini menjadi pusat pengembangan senjata kimia Suriah memang perlu dilakukan.

"Serangan udara itu diperlukan dan sebanding untuk mencegah penggunaan senjata kimia lebih lanjut oleh rezim Suriah untuk membunuh rakyatnya sendiri," kata Tusk pada Rabu (18/4), dikutip laman Anadolu Agency.

Kendati demikian, Tusk mendesak semua pihak yang berkepentingan atau berselisih di Suriah segera terlibat dalam proses politik. "Sangat mendesak semua pihak di Suriah terlibat dalam proses politik yang dipimpin PBB untuk mengakhiri tragedi ini," ujarnya.

Terkait hal ini, Tusk menitikberatkan peranan Rusia dan Iran selaku sekutu Pemerintah Suriah. "Di atas segalanya, Rusia dan Iran harus berhenti bermain dan serius terlibat dalam mencari solusi yang bertanggung jawab dan damai," katanya.

Pada akhir pekan lalu, AS, Inggris,dan Prancis melancarkan serangan udara ke kota Homs dan Damaskus, Suriah. Serangan itu diklaim sebagai respons atas dugaan penggunaan senjata kimia olehPemerintah Suriah di Douma, Ghouta, dua pekan lalu.

Dalam serangannya, ketiga negara menargetkan fasilitas-fasilitas militer yang diyakini menjadi pusat pengembangan senjata kimia Suriah. Namun, sebuah pusat riset ilmiah yang berada di Damaskus turut hancur akibat serangan udara sekutu.

Pemerintah Suriah mengecam serangan tersebut. Damaskus menuding serangan itu merupakan balasan atas kekalahan proksi teroris yang dikontrol ketiga negara di daerah Ghouta.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement