REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kericuhan yang terjadi pada pertandingan Arema FC dan Persib di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang, Ahad (15/4) malam ternyata mendatangkan kabar duka bagi salah satu Aremania. DDR (16) dilaporkan meninggal pada Rabu (18/5) sore di RS Saiful Anwar (RSSA), Kota Malang.
Kakak ipar korban, Yoga Purna (25) menerangkan, DDR mengalami bengkak di leher dan tangan kirinya saat kericuhan terjadi. Teman korban sempat memaksanya untuk masuk ke ambulans tapi ditolak oleh DDR. "Setelah pulang, pagi harinya pihak keluarga berinisiatif untuk membawanya ke tukang pijat," ujar Yoga kepada wartawan di Kota Malang, Rabu (18/4).
Karena mengeluh sakit, keluarga langsung membawa ke RSI Aisyiyah hingga mendapatkan perawatan. Tak lama kemudian, pihak RSI justru meminta keluarga untuk merujuk almarhum ke RSSA Kota Malang. "Selasa malam dirujuk dan setelah itu kondisinya sempat kritis. Pagi tadi koma sampai sore hingga dikabarkan wafat," jelasnya.
Pertandingan Arema FC dan Persib Bandung berakhir ricuh. Kericuhan ini terjadi akibat kekecewaan Aremania atas keputusan wasit yang memimpin laga. Mereka juga tak puas dengan aksi pemain Persib yang dinilai mengulur-ulur waktu permainan.
Atas kejadian ini, ratusan Aremania harus mengalami luka karena terkena lemparan botol, batu, sepatu, sendal, semprotan gas air mata, dan sebagainya. Namun, kericuhan ini justru disulut oleh sebagian pendukung Arema yang juga masuk ke lapangan sesaat sebelum laga berakhir.