Kamis 19 Apr 2018 12:42 WIB

Kelompok Bersenjata Serang Parlemen Nigeria

Kelompok bersenjata tersebut diduga ingin menggulingkan Pemerintah Federal Nigeria

Rep: Marniati/ Red: Nidia Zuraya
Bendera Nigeria (ilustrasi)
Foto: mapsofworld.com
Bendera Nigeria (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LAGOS -- Senat Nigeria sedang dalam status siaga tinggi setelah orang-orang bersenjata menyela sesi di parlemen Nigeria. Mereka mencuri tongkat kebesaran Nigeria yang menjadi simbol otoritas legislatif. Dilansir CNN, Kamis (19/4), orang-orang itu diduga dipimpin oleh anggota parlemen yang ditangguhkan Ovie Omo-Agege.

Seorang Juru bicara Senat Aliyu Abdullahi mengatakan insiden itu dinilai sebagai bentuk pengkhianatan. Ia mengatakan Ovie Omo-Agege berusaha untuk menggulingkan cabang dari Pemerintah Federal Nigeria.

"Tindakan ini merupakan penghinaan terhadap legislatif," katanya dalam sebuah pernyataan.

Ia mengatakan petugas keamanan harus segera memproses hukum kasus ini dan segera memobilisasi personil mereka untuk mengambil tongkat tersebut dan menangkap para pelaku.

Senat Nigeria tidak dapat menetapkan hasil persidangan tanpa tongkat tersebut. Tongkat itu merupakan simbol otoritas yang mengikat keputusan Senat.

Kendati demikian, senat kembali melanjutkan persidangan dengan 109 anggota. Seorang senator yang mewakili Kaduna Central Shehu Sani,mengatakan sidang dilakukan dengan tongkat cadangan. "Saya dan yang lain bersikeras bahwa sidang tidak boleh ditunda," kata Sani.

Anggota parlemen lain menyebut insiden itu percobaan kudeta yang bisa memburuk jika tidak ditangani. "Mereka yang menyetujui, mengorganisir dan mendukung ini suatu hari akan melakukan itu untuk Kepresidenan atau pengadilan," tambahnya.

Partai berkuasa Nigeria, All Progressives Congress (APC) telah menyebut insiden tersebut sebagai serangan terhadap demokrasi negara. Ia menyerukan pelaku segera ditangkap.

"APC dengan ini mengutuk tindakan tersebut dan memandangnya sebagai serangan terhadap demokrasi dan penghinaan institusi suci Majelis Nasional," ujar juru bicara APC, Bolaji Abdullahi.

Insiden kekerasan umum terjadi di parlemen Nigeria. Tetapi ketegangan meningkat bulan lalu atas usulan amandemen dari sebuah undang-undang pemilu yang berusaha menggeser jadwal pemilihan presiden sampai setelah legislator dan cabang lainnya terpilih.

Anggota partai yang berkuasa Omo-Agege, dilaporkan keberatan dengan langkah yang menyebabkan suspensi dari Senat.

Presiden Buhari akan mengikuti pemilihan ulang tahun depan. Ketegangan diprediksi akan meningkat menjelang pemilihan.

Warga Nigeria menagih janji perubahan di bidang keamanan, ekonomi dan korupsi yang disampaikan oleh Presiden Buhari selama kampanyenya pada 2015. Empat tahun kemudian, Buhari telah menghadapi kritik atas meningkatnya serangan oleh kelompok teror Boko Haram di Nigeria timur laut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement