REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan sentimen anti-Muslim di negara-negara Barat meningkat cepat. Hal tersebut ia sampaikan ketika menghadiri KTT Minoritas Muslim Dunia di Istanbul, Turki pada Rabu (18/4).
"Sentimen anti-Muslim di dunia Barat dan khususnya di Eropa meningkat dengan cepat," ujar Cavusoglu dalam pidatonya di KTT tersebut, dikutip laman Anadolu.
Ia menilai, negara-negara Barat, khususnya Eropa, kerap menuduh Muslim dan imigran sebagai sumber atas semua masalah ekonomi, sosial, dan politik. Tak jarang pula sentimen anti-Muslim ini akhirnya berujung pada aksi penyerangan atau vandalisme masjid di sana.
"Alasan bahwa negara-negara Eropa berada dalam krisis bukanlah (disebabkan oleh) Muslim dan imigran. Hari ini, kebijakan Uni Eropa tidak berhasil," katanya menegaskan.
Ia tak menerangkan secara detail perihal kebijakan Uni Eropa yang dinilainya tidak berhasil. Namun menurutnya, masalah yang dihadapi Muslim di Eropa kerap tak dipandang sebagai masalah hak asasi manusia.
Turki, kata dia, akan berupaya menangani masalah sentimen anti-Muslim ini. "Sebagai Turki, kami tidak akan diam," ujar Cavusoglu.