Kamis 19 Apr 2018 19:39 WIB

Politikus PDIP: Puan Cawapres Prioritas dari Internal

Seluruh nama cawapres yang masuk akan digodok bersama partai koalisi.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Ratna Puspita
Sukur Nababan (kanan) bersama Puan Maharani (kedua kanan).
Foto: ANTARA
Sukur Nababan (kanan) bersama Puan Maharani (kedua kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP bidang Pemuda dan Olahraga PDI Perjuangan Sukur Nababan menegaskan, partainya tetap mempertimbangkan calon wakil presiden (cawapres) dari internal partai untuk mendampingi Joko Widodo (Jokowi) pada pemilihan presiden (pilpres) 2019. Kader yang diproritaskan adalah Puan Maharani. 

Hal ini menjawab banyaknya partai koalisi yang mulai berebut posisi dan perhatian Jokowi. "Tentu Mbak Puan sebagai kader PDI Perjuangan jadi salah satu skala prioritas," kata Sukur kepada wartawan selepas menghadiri pemaparan survei Indo Barometer untuk Pilkada Jabar, Kamis (19/4).

Namun, ia memastikan, seluruh nama cawapres yang masuk, baik dari internal maupun partai koalisi, akan digodok bersama. Untuk syarat dan kriteria, menurut Sukur, yang paling utama memahami ideologi Pancasila dan perjuangan Bung Karno.

Saat ini, dia mengatakan, PDIP bersama partai koalisi pendukung Jokowi belum mengambil keputusan. Dia menambahkan, PDIP masih fokus memenangkan seluruh kader yang bertanding sebagai calon kepala daerah di 171 daerah. 

PDIP juga fokus menyiapkan calon anggota legislatif yang kuat, baik di tingkat pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota. Dia menerangkan, PDIP menargetkan calon anggota legislatifnya menang dan mendapat kursi mayoritas terlebih dahulu. 

Selanjutnya, PDIP bersama partai koalisi membahas siapa cawapres yang layak disandingkan dengan Jokowi. "Jadi, belum saatnya untuk berdiskusi siapa cawapres sekarang," kata anggota Komisi V DPR RI ini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement