Jumat 20 Apr 2018 19:05 WIB

Tanri Abeng Bantah Perombakan Direksi Pertamina karena Kasus

Keputusan dewan komisaris untuk merombak direksi semata-mata urusan holding migas.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Teguh Firmansyah
 Komisaris Utama Pertamina Tanri Abeng.
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Komisaris Utama Pertamina Tanri Abeng.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisaris Utama PT. Pertamina (Persero), Tanri Abeng membantah keputusan komisaris merombak struktur direksi Pertamina karena banyak kasus pada masa kepemimpinan Elia Massa Manik. Tanri menjelaskan, keputusan dewan komisaris Pertamina untuk merombak Direksi semata mata untuk urusan holding migas.

Tanri menjelaskan pembahasan pergantian direksi ini sudah lama dilakukan sejalan dengan proses pembentukan holding Migas. Hanya saja, Tanri mengakui memang kebetulan, keputusan ini keluar berbarengan dengan kasus kilang Balikpapan dan kelangkaan Premium.

"Bukan karena itu, tapi itu bagian dari rangkaian. Jadi semua aspek komisaris menilai," ujar Tanri di Kantor Kementerian BUMN, Jumat (20/4).

Baca juga, Dirut Pertamina Dicopot, Ini Alasannya. 

 

Tanri juga menjelaskan perampingan direksi ditubuh Pertamina perlu dilakukan mengingat, Pertamina nantinya akan memimpin holding migas.  Jika berkaca melalui struktur yang dahulu, maka untuk sebuah holding terlalu gemuk. Untuk itu ada beberapa direktorat yang dijadikan satu, karena saling berhubungan.

"Jadi ada tiga struktur baru yang tadinya hanya satu. Berarti, yang dua itu yang baru hanya untuk mengisi dari tiga yang belum terisi yaitu ritel, logistik supply chain, dan infra. Jadi dua itu mengisi. Satu ganti. Kedua, ada penggantian di direktur rifenery sama megaproyek," ujar Tanri.

Tanri mengatakan, nantinya selain fokus pada produksi Holding, Pertamina juga harus mengintensifkan marketing. Marketing dalam hal ini adalah Pertamina harus lebih dekat kepada masyarakat dan memastikan semua kebutuhan masyarakat atas BBM terpenuhi dengan baik.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement