REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merombak direksi Pertamina pada Jumat (20/4). Direktur Jendral Migas, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Djoko Siswanto berharap dengan perombakan direksi yang dilakukan ditubuh Pertamina bisa membuat BUMN pelat merah itu lebih baik lagi.
Ia ingin Pertamina bisa menjaga pasokan agar tidak lagi terjadi kelangkaan.
"Dari segi kementerian, perseroan menjalankan aturan-aturan dan kebijakan pemerintah. dari sisi korporasi profitnya tetap baik," ujar Djoko di Kementerian ESDM, Jumat (20/4) malam.
Djoko juga mengatakan banyak tugas yang diemban oleh Pertamina, selain soal distribusi BBM dan Elpiji ke masyarakat, juga menjaga produksi dan aktivitas hulu.
Djoko berharap ke depan, apa yang menjadi cita cita pemerintah yaitu energi berkeadilan bisa juga diteruskan oleh Pertamina."Iya tugas untuk menyediakan BBM dan gas bisa lebih baik. Tidak terjadi kelangkaan. Jangan sampai terjadi kelangkaan lagi," ujar Djoko.
Baca juga, Tanri Abeng Bantah Perombakan Direksi Pertamina karena Kasus.
PT. Pertamina (Persero), Jumat (20/4) melakukan perombakan direksi. Kementerian BUMN dan Dewan Komisaris lainnya sepakat mencopot Direktur Utama Pertamina, Elia Massa Manik dan empat orang direktur dibawahnya.
Pencopotan ini merupakan tindak lanjut dari Surat Keputusan (SK) Menteri BUMN Nomor 039/MBU/02/2018 tentang Pemberhentian, Perubahan Nomenklatur Jabatan dan Pengalihan Tugas Anggota-anggota Direksi PT Pertamina (Persero), Dewan Komisaris dan Direksi telah melakukan kajian implementasi yang komprehensif dan telah disampaikan kepada Menteri BUMN.
Sebelumnya pencopotan itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jonan telah menegur Pertamina terkait kelangkaan pasokan Premium. Presiden Joko Widodo kemudian mengeluarkan perintah agar pasokan premium dapat dijaga di seluruh Indonesia, termasuk wilayah Jawa, Madura dan Bali (Jamali). Berdasarkan aturan terdahulu, Pertamina tak wajib untuk menyalurkan premium di daerah Jamali.
Namun Komisaris Utama PT. Pertamina (Persero), Tanri Abeng membantah keputusan komisaris merombak struktur direksi Pertamina karena banyak kasus pada masa kepemimpinan Elia Massa Manik. Tanri menjelaskan, keputusan dewan komisaris Pertamina untuk merombak Direksi semata mata untuk urusan holding migas.
Tanri menjelaskan pembahasan pergantian direksi ini sudah lama dilakukan sejalan dengan proses pembentukan holding Migas. Hanya saja, Tanri mengakui memang kebetulan, keputusan ini keluar berbarengan dengan kasus kilang Balikpapan dan kelangkaan Premium.
"Bukan karena itu, tapi itu bagian dari rangkaian. Jadi semua aspek komisaris menilai," ujar Tanri di Kantor Kementerian BUMN, Jumat (20/4).
Selain pencopotan Elia, beberapa nama direksi yakni M. Iskandar, Toharso, Dwi W Daryoto dan Ardhy N. Mokobombang juga dicopot. Beberapa nama yang diangkat adalah Budi Santoso syarif sebagai Direktur Pengolahan; Basuk Trikora Putra sebagai Direktur Pemasaran Korporat; Masud Hamid sebagai Direktur Pemasaran Retail; M. Haryo Junianto sebagai Direktur Manajemen Aset; Heru Setiawan selaku Direktur Mega Proyek dan Pengembangan Petrokimia; Gandhi Sriwidjojo sebagai Direktur Infrastruktur dan Nicke Widyawati selaku Direktur SDM sekaligus Pelaksana Tugas Direktur Utama.