Sabtu 21 Apr 2018 10:44 WIB

Pertemuan Wiranto-SBY, Ada Ajakan Gabung ke Koalisi Jokowi

Menurut Roy Suryo, tidak ada penekanan dari poros Jokowi kepada Demokrat.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Andri Saubani
Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (kanan), di teras belakang Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (27/10).
Foto: dok. Biro Pers Setpres
Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (kanan), di teras belakang Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (27/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Roy Suryo tidak membantah dalam pertemuan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto ada ajakan untuk bergabung ke koalisi Joko Widodo (Jokowi). Namun, ia menegaskan, tidak ada penekanan dari poros Jokowi kepada Partai Demokrat.

"Ajakan pasti ada, tapi nggak ada itu penekanan-penekanan," ujar Roy saat hadir dalam diskusi bertajuk 'Politik Copras-Capres' di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (21/4).

Ia juga membantah pertemuan tersebut menyingung persoapan kasus Century untuk menekan Partai Demokrat. "Tidak ada itu Century, Century," ujar Roy lagi.

Menurut Roy, Demokrat mengakui hingga saat ini memang hanya dua nama yang paling berpeluang menjadi calon presiden 2019 yakni Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Namun, ia menilai elektabilitas dinilai belum aman sebagai calon dari pejawat.

"Saya sepakat agar Pak Jokowi berupaya lagi karwna belum aman. Tapi saya nggak sepakat berupaya dengan berbagai cara seperti offside," ujar Roy

Partai Demokrat menurut Roy, saat ini masih terus mempertimbangkan sikapnya pada 2019. Namun ia memastikan, Partai Demokrat akan mempunyai sikap di 2019, apakah bergabung dengan poros Jokowi, Prabowo atau poros ketiga.

Baca: Amien Rais: Tidak akan Ada Poros Ketiga.

"Semua bisa terjadi apapun bisa terjadi. Opsi ke Jokowi ke Prabowo atau poros ketiga itu masih terbuka semua," ujar Roy.

Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto menyebutkan, pertemuannya dengan SBY tak lain untuk mendengarkan pendapat Presiden keenam Republik Indonesia itu terkait masalah dan kondisi politik nasional jelang pemilihan umum (pemilu). Wiranto juga mendengar pendapat SBY tentang keamanan nasional.

"Saya sebagai Menko Polhukam harus memahami betul kondisi nasional pada saat kita menghadapi pemilu," ungkap Wiranto di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Rabu (18/4).

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement