Sabtu 21 Apr 2018 20:55 WIB

Bangun Budaya Antikorupsi untuk Kepentingan Bangsa

keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia masih belum terwujud.

Ilustrasi korupsi.
Foto: Nationofchange.org
Ilustrasi korupsi.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Indonesia sebagai negara dengan kekayaan alam yang melimpah seharusnya mampu membuat rakyatnya hidup sejahtera. Namun kenyataannya, hingga generasi sekarang, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia masih belum terwujud.


Kandidat ketua umum KNPI Haris Pertama mengatakan, salah satu penyebab utama dari keterbelakangan bangsa Indonesia adalah merajalelanya praktik korupsi dalam sistem pemerintahan. Korupsi bahkan ditenggarai sudah menjadi 'budaya' di pemerintahan dan masyarakat,

"Tindak korupsi bukan hanya dilakukan oleh pejabat negara tetapi juga dilakukan oleh masyarakat sipil baik dari golongan tinggi sampai golongan rendah. Hal tersebut yang menyebabkan korupsi tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia," kata Haris dalam siaran pers, Sabtu (21/4).

Dia mengatakan, sejarah korupsi bukanlah budaya asli Indonesia. Korupsi, menurut Hatis, adalah salah satu peninggalan zaman penjajahan yang tersisa. Dia pun mengutip pernyataan salah satu pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menyebut, perilaku korup merupakan warisan zaman penjajahan Belanda. 

"Perusahaan Dagang Hindia Belanda (VOC) akhirnya tutup karena perilaku korup para pejabatnya. Sehingga, jika hingga hari ini masih ada orang Indonesia yang belum mampu menanggalkan perilaku itu, maka ia masih terikat pada warisan zaman penjajahan," kata dia.

Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) sebagai organisasi modern generasi muda, lanjut Haris, seharusnya menjadi garda terdepan untuk membangun budaya sehat untuk kepentingan bangsa ke depan. "Yakni budaya antikorupsi. Intinya KNPI harus menjadi garda terdepan pemberantasan dan pencegahan korupsi di Indonesia," ujar dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement