REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Gubernur Banten Wahidin Halim meminta warga luar atau tamu yang mengunjungi permukiman Badui di perdalaman Kabupaten Lebak agar tidak menimbulkan kerusakan pada masyarakat Badui. "Kami berharap warga luar tidak mengotori kehidupan masyarakat Badui," kata Wahidin saat perayaan Seba Badui di Pendopo Pemprov Banten, Serang, Sabtu (21/4).
Pemerintah Provinsi Banten mengapresiasi kehidupan masyarakat Banten yang aman, nyaman, dan damai. Pemerintah Provinsi Banten meminta warga Badui tetap konsisten menjaga lingkungan alam agar hijau dan lestari sehingga menyumbangkan kesejahteraan bagi mereka.
Begitu juga jika ada warga luar yang mengunjungi permukiman masyarakat Badui agar tidak melakukan kerusakan alam. Termasuk juga tidak membawa budaya negatif maupun ideologi karena kehidupan masyarakat Badui penuh kedamaian dan kenyamanan.
"Jika ada tamu dari luar mengotori dan merusak lingkungan masyarakat Badui maka segera laporkan kepada kepolisian dan TNI," kata Wahidin.
Plt Bupati Lebak Ino Rawita (kiri) bersama pimpinan rombongan warga Baduy Jaro Saija (kedua kiri) serta ribuan warga Baduy mengantri masuk Pendopo Gubernur Banten saat acara Penyambutan Warga Baduy menjelang Upacara Seba di Alun-alun Serang, Banten, Sabtu (21/4). Sebanyak 2.230 warga Baduy hadir di Serang untuk mengikuti upacara Seba dengan mendatangi Gubernur Banten setelah mereka melakukan panen raya. (ANTARA FOTO/Weli Ayu Rejeki)
Menurut dia, selama ini Pemerintah Provinsi Banten tidak mengganggu kehidupan komunitas masyarakat Badui, tidak melakukan kerusakan ataupun memengaruhi budaya mereka. Bahkan, masyarakat Badui sudah dikenal di dunia dan sangat membanggakan bagi Pemerintah Provinsi Banten.
"Kami punya teman kuliah dari Amerika Serikat selalu menanyakan kehidupan masyarakat Badui. Mereka warga asing tidak habis-habisnya menceritakan kehidupan masyarakat Badui," katanya.
Kepala Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak yang juga pemuka masyarakat Badui Saija mengatakan perayaan Seba tahun 2018 dihadiri sebanyak 1.388 orang, termasuk 47 orang Badui Dalam. Selama ini, masyarakat Badui berkomitmen menjaga hutan, gunung dan sungai agar tetap lestari dan hijau.
Bahkan, masyarakat Badui juga melakukan ritual keselamatan alam agar tidak menimbulkan bencana alam. Ritual itu di antaranya di Gunung Honje, Gunung Bongkok dan Gunung Madur dan tahun 2019 melakukan ritual di Lapindo, Jawa Timur.
Sejumlah warga suku Badui Dalam berjalan kaki dari Ciboleger (Kabupaten Lebak) menuju Kantor Gubernur Banten di Serang untuk mengikuti upacara Seba Baduy, Sabtu (21/4). (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)
Masyarakat Badui yang tinggal di hak tanah ulayat seluas 5.100 hektare dengan penduduk 12.000 jiwa hingga kini aman dan damai. Dari 5.100 hektare itu di antaranya seluas 3.000 hektare hutan adat sehingga tidak bisa dijadikan permukiman maupun garapan pertanian.
"Kami dititipi oleh leluhur untuk menjaga kawasan hutan adat seluas 3.000 hektare dan tidak melakukan penebangan maupun kerusakan," katanya.
Perayaan Seba tahun 2018 itu dihadiri oleh Wakil Gubenur Banten Andika Hazrumi, Kapolda Brigjen Pol Listyo Sigit Prabowo, dan Komandan Korem Maulana Yusuf (MY) Serang Kolonel Czi Budi Hariswanto.