Ahad 22 Apr 2018 16:00 WIB

Tere Liye Bagi-Bagi Tips Menulis untuk Pengunjung IBF

Menurut Tere, untuk bisa menulis hanya satu kuncinya, yaitu latihan.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
JAKARTA -- Penulis novel-novel best seller, Tere Liye memberikan tips menulis di panggung utama Islamic Book Fair (IBF) 2018 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Ahad (22/4).
Foto: Republika/Muhyiddin
JAKARTA -- Penulis novel-novel best seller, Tere Liye memberikan tips menulis di panggung utama Islamic Book Fair (IBF) 2018 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Ahad (22/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penulis novel best seller Tere Liye baru saja menerbitkan buku terbarunya berjudul Pergi. Buku yang diterbitkan penerbit Republika ini pun kembali laris terjual dalam Islamic Book Fair (IBF) 2018 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta.

Di hari terakhir pameran buku Islam ini, Tere Liye sempat hadir ke panggung utama untuk berdiskusi dengan pengunjung IBF dan penggemarnya. Namun, dalam acara bedah buku Pergi, Tere lebih banyak membuka sesi tanya jawab.

Di atas panggung, novelis 38 tahun ini tampak bersemangat berdiskusi dengan ratusan penggemarnya dan pengunjung IBF. Bahkan, dia memilih berdiri meskipun panitia menyediakan sebuah kursi di panggung itu.

Saat salah satu pengunjung bertanya tentang cara menulis yang bagus, pria yang akrab dipanggil Bang Tere ini pun memberikan tipsnya. Menurut Tere, untuk bisa menulis hanya satu kuncinya, yaitu latihan.

photo
JAKARTA -- Penulis novel-novel best seller, Tere Liye memberikan tips menulis di panggung utama Islamic Book Fair (IBF) 2018 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Ahad (22/4).

"Bagaimana membuat tulisan yang baik itu, kata kuncinya hanya satu, latihan, titik, selesai," ujar Tere di Panggung Utama IBF, JCC, Jakarta, Ahad (22/4).

Menurut Tere, pengunjung IBF pasti ada yang merasa kecewa dengan jawaban tersebut. Namun, kata dia, para pengunjung bisa mencobanya setelah pulang ke rumah.

"Tapi itulah kata kuncinya. Nggak ada jawaban lainnya," ucapnya.

Tere mengibaratkan tipsnya itu dengan suatu cerita, di mana terdapat sebuah nampan yang di dalamnya ada tempe, bawang, ketumbar, bawang, dan bumbu masak lainnya. Saat nampan itu dibawa kepada seorang ayah, pasti dia akan kesulitan untuk membuat masakan yang bervariasi.

Namun, kata dia, saat nampan tersebut dibawa ke hadapan seorang ibu, maka pasti akan menjadi masakan yang bervariasi dan enak. "Jadi apa yang membedakan ayahanda dan ibunda kita? Latihan," kata Tere.

Tere menambahkan, untuk membuat sebuah buku dirinya juga tidak menggunakan sebuah sihir, tapi hanya dengan terus latihan. Menurut dia, untuk menjadi penulis seperti sekarang ini, dirinya juga membutuhkan latihan selama 25 tahun.

"Nah kalau kamu nulis, kalau jelek, jangan kecil hati. Kamu camkan di dadamu. Saya baru berlatih hari ini, tunggu setahun lagi tulisan saya akan lebih bagus dibandingkan Tere Liye," jelas Tere.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement