REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) dr Zuhudin Kasim menyebutkan sebanyak 36 persen balita di daerah itu lahir stunting atau lahir dengan panjang tubuh kurang atau kekerdilan.
"Penyebab lahirnya balita mengidap stunting karena kekurangan asupan kandungan gizi yang diberikan oleh orang tuannya pada saat masih dalam kandungan," kata Zuhudin di Kendari, Ahad (22/4).
Ia mengatakan, stunting adalah dimana tubuh seseorang terlalu pendek walaupun usianya sudah dewasa. "Jadi stunting dapat diderita balita semenjak di dalam kandungan penyebabnya adalah ibu hamil yang kekurangan gizi atau kekurangan makanan tambahan," katanya.
Ia mengaku, angka balita lahir stunting di Sultra termasuk yang tertinggi di Indonesia sehingga menjadi kekhawatiran bagi masyarakat. "Kalau hal ini tidak segera dilakukan langkah antisipasi, maka jumlah bayi lahir 'stunting' akan terus bertambah," katanya.
Ia mengatakan, sudah melakukan penyuluhan agar balita stunting diberi ASI eksklusif di usia 0-6 bulan. Kemudian balita diberi pendamping makanan tambahan.