REPUBLIKA.CO.ID, SOLO --- Pemerintah Kota Solo terus mempercepat relokasi warga terdampak proyek pembangunan embung karet Tirtonadi. Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo mengatakan Pemkot Solo telah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) prihal pembongkaran hunian warga di bantaran Kali Pepe dan Kali Anyar tersebut. Terlebih, pemasangan tiang pancang pengerjaan proyek pembangunan embung karet Tirtonadi telah dimulai. Rudyatmo pun meminta agar warga secepatnya meninggalkan lokasi tersebut.
"Kami terus upayakan, dan agar material bongkaran rumah juga bisa digunakan untuk menguruk lahan dulu," kata Rudyatmo, Ahad (22/4).
Terdapat ratusan hunian warga di bantaran Kali Pepe dan Kali Anyar yang terdampak proyek pembangunan embung karet Tirtonadi. Warga terdampak masuk dalam Kelurahan Manahan dan Nusukan. Karenanya Pemkot Solo pun memberikan solusi pada warga untuk menempati rumah susun sewa sederhana untuk sementara waktu. Meski jelasnya sejumlah warga memilih untuk tinggal dirumah kontrakan.
Ketua Kelompok Kerja (Pokja) relokasi warga terdampak proyek pembangunan embung karet Tirtonadi untuk Kelurahan Manahan, Tumino mengatakan saat ini pembongkaran hunian warga terus dilakukan secara bertahap. Di Manahan terdapat sebanyak 106 hunian warga yang terdamoak proyek tersebut. Pembongkaran hunian warga dibantu petugas BBWSBS dan rekanan proyek.
"Tak ada kendala, memang buruh watu saja," katanya.
Sementara itu Wakil Pokja relokasi warga terdampak proyek pembangunan embung karet Tirtonadi untuk Kelurahan Nuusukan, Trihino memperkirakan pembongkaran hunian warga selesai pekan depan. Di Nusukan terdapat sekitar 194 hunian warga yang terdampak. Meski demikian, kata Trihono tinghal belasan rumah yang masih belum dibongkar.