Senin 23 Apr 2018 15:48 WIB

Lagi, Warga Gaza Tewas di Tangan Tentara Israel

39 warga Gaza tewas oleh Israel sejak dimulainya protes March of Return pada 30 Maret

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nidia Zuraya
Demonstran Palestina melambaikan bendera di hadapan tentara Israel di perbatasan Gaza-Israel dekat Beit Lahiya, Rabu, 4 April 2018.
Foto: AP Photo/Adel Hana
Demonstran Palestina melambaikan bendera di hadapan tentara Israel di perbatasan Gaza-Israel dekat Beit Lahiya, Rabu, 4 April 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Seorang warga Gaza kembali tewas di tangan tentara Israel, pada Senin (23/4). Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, Abdullah Shamali (20 tahun) meninggal dunia setelah sempat dirawat selama beberapa hari di rumah sakit.

Arab News melaporkan, Shamali dilaporkan menderita luka tembak yang cukup parah di bagian perutnya. Ia ditembak oleh tentara Israel di Rafah, dekat perbatasan Gaza-Israel, pada Jumat (20/4)

 

Baca juga,  Malaysia Rilis Foto Pelaku Pembunuh Ilmuwan Palestina

Shamali adalah salah satu dari lima demonstran Palestina yang tewas dan terluka parah dalam bentrokan di Gaza pada Jumat itu. Ia menjadi korban tewas ke-39 yang disebabkan oleh peluru tentara Israel, sejak dimulainya protes March of Return pada 30 Maret lalu.

Puluhan ribu warga Palestina di Gaza, yang wilayahnya terjepit di antara Israel, Mesir, dan Mediterania, berkumpul di perbatasan setiap Jumat. Mereka meminta agar para pengungsi Palestina diizinkan kembali ke tanah mereka yang sekarang menjadi wilayah Israel.

Beberapa pemrotes melemparkan batu ke arah tentara Israel dan membakar ban-ban bekas. Pasukan Israel menghadapi mereka dengan menembakkan amunisi hidup, hingga melukai ratusan orang selain mereka yang tewas.

Militer Israel mengatakan pasukannya hanya melepaskan tembakan untuk membela diri dan menghentikan para pemrotes yang berusaha menembus pagar pembatas yang memisahkan kedua wilayah. Pekan kemarin, lebih dari 440 demonstran menderita luka tembak dan cedera akibat menghirup gas air mata.

Aksi kekerasan yang dilakukan tentara Israel telah memicu kecaman dari kelompok-kelompok hak asasi manusia dan memicu seruan penyelidikan dari PBB dan Uni Eropa. Israel selama lebih dari satu dasawarsa telah memberlakukan blokade yang melumpuhkan Gaza dan telah berperang tiga kali dengan gerakan Hamas sejak 2008.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement