REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Serangan udara oleh koalisi militer pimpinan Arab Saudi disebut menyasar sebut acara pernikahan di sebuah desa di kawasan barat laut Yaman pada Ahad malam waktu setempat. Serangan itu menewaskan sedikitnya 20 orang. Demikian keterangan sejumlah warga dan petugas medis setempat.
Kepala rumah sakit Al Jumhouri di Hajjah, saat dihubungi Reuters, mengaku telah menerima 40 jasad yang sebagian besar sudah hancur. Sebanyak 46 orang juga dilaporkan menderita luka, termasuk 30 anak-anak, akibat serangan udara salah sasaran itu.
Keterangan berbeda disampaikan oleh sejumlah warga dan petugas medis, yang mengatakan 20 orang dalam acara pernikahan tewas dan sedikitnya 30 orang terluka. Otoritas Saudi menyelidiki laporan insiden ini.
"Kami menerima laporan ini dengan seksama dan akan menyelidiki sepenuhnya, sebagaimana laporan-laporan serupa lainnya," kata seorang juru bicara koalisi pimpinan Arab Saudi kepada Reuters.
Persekutuan Arab Saudi sudah terlibat dalam perang di Yaman selama tiga tahun untuk menghancurkan gerilyawan bersenjata Houthi yang menguasai sebagian besar wilayah utara Yaman.
Mereka telah melancarkan ribuan serangan udara demi mengembalikan kekuasaan pemerintahan yang diakui komunitas internasional. Namun banyak di antara serangan-serangan itu yang salah sasaran sehingga menewaskan ribuan warga sipil di rumah sakit, sekolah, dan pasar.
Al Masirah, sebuah stasiun televisi yang menjadi corong kelompok Houthi, mengatakan dalam akun Twitter resmi mereka bahwa 33 orang tewas dan 55 orang terluka pada kejadian Ahad.
Pihak koalisi mengaku tidak pernah dengan sengaja menyasar warga sipil dan telah membentuk komite penyelidikan terhadap serangan udara yang menyebabkan munculnya korban massal.Komite itu menyimpulkan bahwa pihak koalisi tidak bersalah dalam sebagian besar kasus.
Perang di Yaman telah menewaskan lebih dari 10 ribu, dan membuat lebih dari dua juta warga harus mengungsi. Para warga kini juga harus menghadapi resiko kelaparan.