REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Tim medis pusat rehabilitasi harimau sumatra (PRHS) Dharmasraya Sumatera Barat sukses mengangkat tumor jinak yang bersarang di tubuh harimau Bonita. Pengangkatan berhasil dilakukan usai operasi kecil selama dua jam.
"Ada tumor kecil yang bersarang di tubuh Bonita yang berhasil diangkat tim dokter," kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Suharyono kepada Antara di Pekanbaru, Senin (23/4).
Ia mengatakan tumor yang berada dibalik kulit harimau betina tersebut semacam benjolan lemak. Secara umum tumor tersebut tidak terlalu berpengaruh pada kesehatan dan sifat Bonita, namun dia mengatakan perlu diangkat karena Bonita terlihat tidak nyaman dengan benjolan itu.
Selain itu, ia juga mengatakan tumor tersebut bukan merupakan penyebab perubahan perilaku Bonita yang selama ini diamati tim terjadi sedikit penyimpangan sifat puncak predator itu. "Bukan, itu sama sekali bukan penyebab perubahan sifat Bonita. Untuk perubahan sifatnya masih dikaji tim medis Dharmasraya," ujarnya.
Selama penangkatan tumor, Suharyono mengatakan tim medis juga berupaya memulihkan kondisi fisik Bonita yang terpantau sedikit kelelahan pasca dievakuasi dari Kecamatan Pelangiran, Indragiri Hilir, Riau menuju Dharmasraya, Sumbar.
Bonita dibawa ke PHRS itu melalui jalur darat yang memakan waktu lebih kurang 10 jam lamanya. "Tim juga sempat memberikan infus berupa nutrisi ke Bonita. Alhamdulillah dia sudah lincah. Sebelumnya dia sempat tidak mau makan. Sekarang sudah sehat," tutur Haryono.
Bonita adalah nama dari seekor harimau sumatera betina liar yang selama empat bulan terakhir berkeliaran di kawasan perkebunan sawit PT Tabung Haji Indo Plantation (THIP) Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir.
Selama periode itu, Bonita yang diperkirakan berusia empat tahun itu menerkam dua manusia hingga meninggal dunia pada Januari dan Maret 2018.
Jumat kemarin (20/4), Bonita berhasil ditembak bius oleh tim terpadu BBKSDA Riau, TNI, Polri, Pemkab Indragiri Hilir, masyarakat dan sejumlah aktivis pegiat lingkungan dan satwa. Si kucing besar itu berhasil ditangkap dan direlokasi ke Pusat rehabilitasi harimau Dharmasraya, Sumatra Barat. Pencarian Bonita menjadi upaya penyelamatan dan relokasi harimau terlama di Indonesia.