Selasa 24 Apr 2018 08:01 WIB

Pendapatan Kuartal Pertama Alphabet Lampaui Prediksi

Alphabet mencatat pendapatan di kuartal pertama sebesar 24,9 miliar dolar AS

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Andi Nur Aminah
Alphabet dan anak perusahaannya.
Foto: CNN Money
Alphabet dan anak perusahaannya.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Alphabet Inc mencatat pertumbuhan pendapatan yang solid di kuartal satu 2018. Hal ini mengindikasikan para pengiklan belum terganggu isu pelanggaran privasi oleh para raksasa teknologi. Meski begitu, belanja Alphabet juga naik seiring pembelian real estat, investasi pada kecerdasan buatan (AI), komputasi awan, perkakas konsumer, dan asisten digital kendali suara.

Direktur Keuangan Alphabet, Ruth Porat mengatakan, permintaan yang tinggi iklan yang dapat dicari daring dan performa layanan video YouTube menopang pertumbuhan pendapatan Alphabet. Iklan target spesifik lintas laman oleh Google juga berkontribusi signifikan. "Kami melihat banyak kesempatan menarik ke depan. Pertumbuhan yang solid memungkinkan kami untuk berinvestasi di sana dengan lebih percaya diri," ungkap Porat seperti dikutip Bloomberg, pada Selasa (24/4).

Alphabet mencatat pendapatan di kuartal pertama sebesar 24,9 miliar dolar AS (Rp 345 triliun), belum termasuk bagi hasil kepada mitra distributor layanan dan iklan Google. Angka itu naik 24 persen dibanding periode yang sama di tahun lalu dan di atas prediksi para analis. Saham Alphabet sendiri turun satu persen di awal perdagangan pada Senin (23/4).

Analis UBS Eric Sheridan mengatakan, pertumbuhan pendapatan Google lebih tinggi dari prediksi meski investor sempat khawatir adanya penurunan bisnis pencarian daring. Sheridan juga melihat Google masih akan belanja cukup besar.

Sejauh ini, Google berhasil terhindar dari persoalan pelanggaran privasi seperti yang terjadi pada Facebook Inc. Meski ada kekhawatiran Google akan tersangkut masalah serupa, regulasi internal baru Google memungkinkan raksasa teknologi ini untuk memperluas jangkauan, mencakup sumber daya yang luas, dan mendominasi pangsa pasar.

Regulator Perlindungan Data di Eropa mengubah regulasi pengumpulan data dan menyampaikan target iklan dan akan mulai efektif bulan depan. Kebijakan internal Google sendiri sudah banyak cocok dengan regulasi itu sejak 18 bulan lalu.

"Kami sudah bersiap dengan regulasi baru itu. Kami sudah mengubah kebijakan internal kami dan memfasilitasi perlindungan privasi yang lebih besar untuk para pengguna. Ini memang area sensitif, tapi akan terus kami perhatikan," kata Porat.

Belanja modal Alphabet sendiri hampir tiga kali lipat menjadi 7,7 miliar dolar AS (Rp 106 triliun) dan itu memangkas marjin laba operasional dari 27 persen menjadi 22 persen. Alphabet juga menyampaikan rencana investasi di Uber.

Porat mengatakan, belanja real estat, komputasi awan, dan jaringan akan relatif sama besar porsinya. Belanja modal itu dibutuhkan untuk mendukung operasional dan pengembangan layanan sewa komputasi awan. Google sendiri tengah membangun pusat data baru, kabel bawah laut, dan mesin AI.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement