Selasa 24 Apr 2018 09:21 WIB

Mengapa Denmark Jadi Negara Paling Bahagia di Dunia?

Pemerintahan stabil, tingkat korupsi sangat rendah, akses ke pendidikan dan kesehatan

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Esthi Maharani
Denmark
Foto: Reuters
Denmark

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Laporan Kebahagiaan Dunia baru-baru ini menyebut Denmark sebagai negara paling bahagia di dunia. Denmark berada di urutan pertama dari 155 negara yang disurvei. Hal ini bertahan selama tujuh tahun berturut-turut.

Amerika Serikat (AS) hanya menempati posisi ke-18 tahun ini, turun empat tingkat dibanding tahun lalu. Ilmuwan dunia mungkin masih berdebat tentang cara mengukur sesuatu. Akan tetapi, ketika menyangkut kebahagiaan, konsesus umum tampaknya sudah ada.

Tergantung ruang lingkup dan tujuan penelitian, kebahagiaan sering diukur menggunakan indikator objektif, seperti data kejahatan, pendapatan, sosial masyarakat, dan kesehatan. Metode subjektifnya bertanya kepada orang-orang tentang seberapa sering mereka mengalami emosi positif dan negatif.

Mengapa Denmark menjadi negara paling bahagia di dunia?

 

Dilansir dari Live Science, Selasa (24/4), profesor psikologis di Dickinson College, Marie Helweg-Larsen, mengatakan bahwa Denmark memiliki pemerintahan stabil, tingkat korupsinya sangat rendah, akses ke pendidikan dan kesehatan berkualitas tinggi.

Negara ini memang memberlakukan pajak tertinggi di dunia. Namun, sebagian besar orang Denmark dengan senang hati membayarnya. Mereka percaya pajak tinggi bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat lebih baik.

Hygge di Denmark menjadi bagian integral kesejahteraan masyarakatnya. Budaya hygge yang dalam kamus Oxford bisa diterjemahkan sebagai kata benda, kata sifat, atau kerja bermakna 'nyaman' terintegrasi ke dalam jiwa masyarakat Denmark.

Intinya, hygge adalah membangun kedekatan dan kepercayaan dengan orang lain. Masyarakat Denmark suka bersosialisasi dengan orang lain. Mereka senang membangun persahabatan. Pintu rumah mereka terbuka untuk acara-acara keramaian, seperti pesta dan makan malam bersama.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement