REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Generasi muda Indonesia memang sudah tidak dipungkiri lagi prestasinya dalam dunia nasional maupun internasional. Berbagai bukti telah ditorehkan termasuk dari tiga siswa SMK Negeri 4 Kota Malang, yakni Toby Nugroho, Khadijah dan Salsabilla Aulia.
Belum lama ini, ketiga siswa yang kini duduk di kelas XII itu dilaporkan berhasil menjadi juara pertama dalam ajang SEA Creative Camp 2018 se-Asia Tenggara. Ketiga remaja kebanggaan Kota Malang ini berhasil mengalahkan 53 tim, baik dari Indonesia maupun Thailand.
Siswa SMKN 4 Kota Malang, Salsabilla Aulia (17) menerangkan, karya berjudul KIWA - The Adventure of Dayu and Ong pada umumnya berkisah tentang kepahlawanan yang dibalut dengan kebudayaan dan kekeluargaan. "Dan biar tidak mainstream tokohnya kita buat yang real time, yang zaman sekarang dengan sosok anak biasa. Jadi kita tidak pakai tokoh dengan baju Super Hero pada umumnya," kata Salsa saat ditemui Republika di SMK Negeri 4 Kota Malang, Senin (23/4).
Secara umum terdapat tiga tokoh utama yang dihadirkan dalam kisah animasi kali ini. Tokoh utama dititikberatkan pada sosok Dayu yang merupakan gadis kecil, penyayang dan ceria. Di balik sisi ini, sosok Dayu ternyata memiliki karakter yang cukup heroik bagi anak zaman sekarang.
Kemudian terdapat tokoh Ong yang terinspirasi dari cerita rakyat Bali, Calon Arang. Tokoh Ong memiliki karakter baik yang serupa dengan karakter Barong dalam kisah rakyat Bali tersebut. Kemudian terdapat karakter Datuk yang diambil dari sosok jahat Leak.
Salah satu cuplikan film animasi KIWA - The Adventure of Dayu and Ong karya siswa SMK Negeri 4 Kota Malang. (Wilda Fizriyani / Republika)
"Kenapa kita ambil Bali? Karena kalau bilang Indonesia, warga dunia pasti menyorotnya Bali. Dan biasanya di pertunjukan seni Bali ada Leak dan Barong, Leak lebih ke sisi jahat kalau Barong yang baiknya. Di film ini, Ong bentuknya lebih ke roh atau spritual," jelas Salsa.
Selain tokoh tersebut, adapula karakter-karakter yang tergabung dalam pasukan kecil Datuk. Kemudian masyarakat desa juga dimasukkan dalam film berdurasi 1 menit 43 detik.
Melalui film singkat ini, Salsa dan kelompoknya ingin menunjukkan bahwa kehidupan manusia itu memiliki dua sisi, yakni baik dan buruk. Sisi baik tak selamanya membuahkan hasil bagus dalam kehidupan. Dengan kata lain, terkadang sisi yang terlalu baik membuat seseorang mudah dibodohi.
Begitupula dengan sisi buruk yang sudah jelas akan menimbulkan ketidaksukaan pada lingkungan sekitar. Lalu dengan kisah ini, tim ingin menunjukkan bahwa manusia pada hakikatnya harus menyeimbangkan kedua sisi tersebut. "Dua sisi ini harus seimbang satu sama lain. Jangan seperti Datuk yang terlalu menonjolkan sisi buruknya," jelasnya.
Guru Pendamping, Siti Cholifah mengatakan, sekolahnya berencana untuk membuat series dari film animasi anak didiknya tersebut. Rencana ini tak lepas dari animo masyarakat terhadap film ini. Bukti animo ini terlihat pada jumlah penonton film animasi di akun YouTube, Kiwa - the Adventure Satu and Ong yang mencapai 18 ribu kali.