Selasa 24 Apr 2018 12:49 WIB

Tim Penilai Akhir Dirut Bulog Dibahas Pekan Depan

Beberapa hari ke depan Djarot mungkin masih bertahan sebagai Dirut Bulog.

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Andi Nur Aminah
Menteri Sekreteris Negara Pratikno memberikan keterangan pers terkait usulan Plt Gubernur dari Kememdagri, di kantornya, Senim (29/1).
Foto: Republika/Debbie Sutrisno
Menteri Sekreteris Negara Pratikno memberikan keterangan pers terkait usulan Plt Gubernur dari Kememdagri, di kantornya, Senim (29/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabar mengenai pergantian Direktur Utama (Dirut) Bulog, Djarot Kusumayakti, semakin santer diperbincangan. Bahkan informasi ini pun telah dikonfirmasi langsung oleh yang bersangkutan.

Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno mengatakan, hingga saat ini belum ada tim penilai akhir (TPA) untuk mencari calon Dirut Bulog yang baru. Artinya, pekan ini Djarot kemungkinan masih bertahan sebagai Dirut Bulog. "Belum ada TPA. Jadi beberapa hari ke depan atau minggu depan akan ada TPA," ujar Pratikno, Selasa (24/4).

Terkait dengan nama calon pengganti Dirut Bolog, yaitu Budi Waseso, Pratikno belum membenarkannya. Pihak Istana Negara, baru akan membentuk TPA untuk mencari sosok yang paling tepat duduk di kursi tertinggi Bulog. Budi Waseso, yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), saat ini memang sudah lepas jabatan setelah digantikan oleh Irjen Pol Heru Winarko.

Djarot merupakan Dirut Bulog kedua pada era pemerintahan Presiden Joko Widodo. Dia menggantikan Lenny Sugihat pada 2015. Dia sebelumnya menjabat Direktur UMKM BRI pada Mei 2010 sampai akhirnya kini dipercaya pemerintah menjadi orang nomor satu di Bulog.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement