REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Satuan Tugas (Satgas) Pangan Kepolisian Republik Indonesia Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto menyatakan pihaknya segera berkoordinasi dengan sejumlah instansi dalam pengendalian harga pangan menjelang datangnya Ramadhan. Sejauh ini, Setyo mengklaim harga pangan masih tergolong stabil.
"Beberapa komoditas dalam kondisi stabil dalam artian konsumen mampu membeli, harga tidak terlalu naik tinggi, tapi sudah sesuai HET (harga eceran tertinggi--Red)," ujar Setyo di Markas Besar Polri, Jakarta, Selasa (24/4).
Kendati demikian, Setyo mengakui, harga komoditas seperti minyak goreng, gula pasir, bawang merah, bawang putih, dan beras di beberapa tempat masih di atas HET. Namun, di tempat lainnya, ada pula yang berada di bawah HET. Hal ini, menurut dia, bersifat fluktuatif sesuai dengan daerah masing-masing.
Setyo mencontohkan, harga bawang merah dan bawang putih di Pasar Induk Kramat Jati jauh lebih rendah, yakni sekitar Rp 15 ribu untuk bawang putih dan Rp 13 ribu untuk bawang merah. Namun, Setyo mengatakan, di beberapa daerah seperti di Nusa Tenggara Timur (NTT) harganya cukup mahal karena beberapa faktor, misalnya, karena transportasi.
"Tapi nanti akan kita lihat lagi karena Satgas Pangan tugasnya pemantauan rantai distribusi. Jadi, tidak ada yang berani untuk menyimpang. Kalau menyimpang, kita tindak," ucap Setyo yang juga merupakan Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri tersebut.
Mengantisipasi lonjakan harga karena berbagai faktor, Satgas Pangan akan merapatkan secara komprehensif dengan kementerian maupun lembaga terkait lainnya. Rapat tersebut rencananya akan diselenggarakan pada awal Mei mendatang.