Selasa 24 Apr 2018 13:54 WIB

Pertemuan PKS-Demokrat Dinilai Sebagai Gertakan ke Gerindra

SBY memberi sinyal poros baru pada pilpres 2019.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Andri Saubani
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman
Foto: RepublikaTV/Havid Al Vizki
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertemuan antara Presiden PKS Sohibul Iman dan Wakil Ketua Umum Demokrat Syarief Hasan di DPP PKS pada Selasa (17/4) menyiratkan banyak kemungkinan. Pengamat politik dari Universitas Indonesia Cecep Hidayat melihatnya sebagai gerakan PKS untuk menekan Prabowo Subianto dan Gerindra agar cepat menetapkan cawapres dari PKS.

Sejak beberapa bulan lalu, PKS sudah menyerahkan sembilan nama kadernya kepada Gerindra untuk dipilih sebagai cawapres. Namun, sampai saat ini,Gerindra belum membuat keputusan.

"Bisa jadi pertemuan kemarin sebagai gertakan kepada Prabowo maupun Gerindra," tutur Cecep ketika dihubungi Republika.co.id, Selasa (24/4).

Akan tetapi, PKS tidak bisa sepenuhnya menyalahkan Gerindra. Masing-masing partai politik kini tengah membuat pertimbangan untuk menentukan langkah menuju pilpres 2019. Di sisi lain, Prabowo belum menentukan apakah akan maju sebagai capres atau menjadi king maker yang bekerja di balik layar.

Kemungkinan lain yang terjadi dalam pertemuan pekan lalu adalah keinginan Demokrat mengamankan posisi cawapres untuk Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). "Jadi, sekarang semua partai seperti tengah meminta bagian atau jatah dan saling tag jabatan untuk pilpres 2019," ucap Cecep.

Cecep melihat perkembangan menuju pilpres 2019 akan terus berjalan dan mengalami perubahan. Berbagai kemungkinan bisa terjadi sebab kehidupan politik di Indonesia terbilang dinamis. Namun, menurut dia, kepastian capres dan cawapres dari tiap poros baru akan diajukan pada detik-detik terakhir pendaftaran nama pada Agustus.

Isu poros ketiga kembali menguat ketika Presiden PKS Sohibul Iman bertemu dengan Wakil Ketua Umum Demokrat Syarief Hasan di DPP PKS pada Selasa (17/4). Isu makin kencang ketika Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberi sinyal poros baru pada pilpres 2019.

Baa: Demokrat tak Bantah AHY Disiapkan Jadi Pemimpin Poros Ketiga.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement