REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Pertemuan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan pemimpin tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong-un terancam gagal. Hal itu menyusul niat Kim yang ingin menyimpan persenjataan nuklir untuk generasi berikutnya di Korut.
Kim sebelumnya mengatakan siap untuk menghentikan program nuklir mereka. Korut bahkan bersedia untuk membongkar fasilitas uji coba nuklir yang ada saat ini. Niatan itu juga sudah disampaikan Kim dalam rapat pleno dalam komite pleno partai buruh, yang berkuasa di Korut.
Seperti diwartakan The Guardian, Selasa (24/4), Kim bersedia membongkar fasilitas nuklir lantaran mereka telah selesai membangun fasilitas nuklir yang layak. Itu sebabnya, Kim sudah tidak perlu untuk melakukan uji coba rudal jelajah antarbenua lagi.
"Mengingat bahwa pekerjaan untuk memasang hulu ledak nuklir pada roket balistik telah selesai karena seluruh proses pengembangan senjata nuklir dilakukan dengan cara ilmiah dan dalam urutan reguler," kata seorang pejabat yang hadir dalam rapat pleno tersebut.
Pejabat itu mengatakan, persenjataan Korut digambarkan sebagi perlengkapan berharga yang kuat untuk membela perdamaian. Menurutnya, hal itu sekaligus menjadi polis asuransi untuk generasi mendatang.
"Jaminan yang kuat dimana keturunan kami dapat menikmati kehidupan yang paling bermartabat dan paling bahagia di dunia ini," katanya.
Sementara, niat untuk menghentikan program nuklir dilakukan agar Korut mendapatkan keringanan dari sanksi ekonomi internasional. Denuklirisasi dilakukan guna mengejar pertumbuhan ekonomi negara dan perdamaian di Semenanjung Korea.
Korut akan berusaha sebisa mungkin untuk membangun ekonomi sosialis yang kuat dan nyata. Harapannya, hal tersebut akan meningkatkan standar hidup masyarakat melalui mobilisasi semua sumber daya manusia dan material negara.
Niat Korut untuk menghentikan program nuklir mendapat apresiasi dari Presiden AS Donald Trump. Kepala Negara AS ke-45 itu bahkan merayakan keputusan Kim untuk menghentikan program nuklir, uji coba rudal antarbenua (ICBM), dan menutup situs nuklir. Trump berpendapat jika hal itu menjadi kesuksesan diplomasi yang besar.
"Kami belum menyerahkan apa pun dan mereka telah menyetujui denuklirisasi (sangat bagus untuk Dunia), penutupan situs dan tidak ada lagi pengujian!" tulis Presiden Trump di Twitter.