Selasa 24 Apr 2018 21:23 WIB

Telan Miliaran Rupiah, Pasar Muaralabuh Justru Dikeluhkan

Desain kios yang dianggap menyulitkan pedagang.

Red: Esthi Maharani
Bangunan baru Pasar Muaralabuh di Solok Selatan, Sumbar dikeluhkan pedagang. Ukuran kios hasil proyek revitalisasi yang menelan dana Rp 6 miliar ini dianggap terlalu sempit.
Foto: Dokumentasi
Bangunan baru Pasar Muaralabuh di Solok Selatan, Sumbar dikeluhkan pedagang. Ukuran kios hasil proyek revitalisasi yang menelan dana Rp 6 miliar ini dianggap terlalu sempit.

REPUBLIKA.CO.ID,  PADANG - Sebagian pedagang yang berjualan di bangunan baru Pasar Muaralabuh, Kabupaten Solok Selatan, Sumatra Barat mengeluhkan desain kios yang dianggap menyulitkan pedagang. Dalam uji coba pasar yang dilakukan beberapa hari belakangan, tak sedikit pedagang yang mengeluhkan kios dengan lebar 1,2 meter dianggap terlalu sempit.

Padahal, revitalisasi bangunan pasar menelan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) hingga Rp 6 miliar. Belum lagi, posisi kios juga dianggap terlalu tinggi dan menyulitkan pembeli dalam berbelanja.

"Tinggi sekali kiosnya, kondisi itu jelas menyulitkan pembeli. Lokasinya juga sempit sekali," ujar Darni (34 tahun), salah satu pedagang di Pasar Muaralabuh, Selasa (24/4).

'Kekurangan' kios baru tersebut membuat sebagian pedagang memilih berjualan di luar pasar. Sementara sebagian pedagang lainnya, memilih tetap bertahap berjualan di dalam bangunan yang baru. Kondisi menyulut konflik baru, karena pedagang yang memilih bertahan di dalam bangunan pasar merasa dirugikan. Keberadaan pedagang di depan pasar diyakini membuat pembeli enggan masuk ke dalam kios.

"Harusnya tegas-tegas. Di dalam ya di dalam. Kalau begini, kami yang bertahan di dalam bangunan, tentu ditinggalkan pembeli," jelas Af (32 tahun) salah satu pedagang sayur yang memilih bertahan di dalam pasar.

Menanggapi kondisi ini, Kepala Dinas Koperindag Solok Selatan Akhirman menyebutkan bahwa aktivitas jual-beli saat ini masih dalam tahap uji coba. Ia berjanji menerima masukan dari pedagang dan akan membahas hal ini dengan pihak terkait.

"Kami akan segera rapatkan. Baik soal harga sewa los, termasuk masih banyaknya pedagang yang berjualan di luar kios akan dibahas bersama dengan pengurus pasar dan pedagang dalam pekan ini," jelas Akhirman.

Akhirman menambahkan, penggunaan Pasar Muaralabuh memang ditargetkan dimulai tahun 2018 ini usai dilakukan revitalisasi. Hanya saja, Pemda masih menunggu kebijakan Kementerian Perdagangan mengenai penempatan pedagang, biaya, dan pengelolaan pasar.

"Apakah nanti kios di pasar Muaralabuh ini digratiskan untuk pedagang atau dipungut retribusi sesuai dengan Perda, kita belum tau dan masih menunggu petunjuk Kementerian," katanya.

Bangunan Pasar Muaralabuh yang baru merupakan hasil revitalisasi melalui Dana Tugas Pembantuan sebesar Rp 6 miliar.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement