REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Tiga mahasiswa Meksiko yang hilang bulan lalu di negara bagian Jalisco telah tewas. Pihak berwenang, Senin (23/4), mengatakan jasad mereka lebur karena zat asam, setelah para penjahat menganggap mereka sebagai anggota geng saingan.
Ketiga mahasiswa jurusan film itu terakhir terlihat di kota Tonala setelah mobil mereka rusak. Mereka kemudian diculik oleh setidaknya enam orang, yang menyiksa dan membunuh mereka, menurut jaksa negara bagian Jalisco.
"Kemudian tubuh mereka dilebur dalam zat asam sehingga tidak ada jejak mereka yang tersisa," kata kantor jaksa negara.
Jaksa penuntut negara bagian, Raul Sanchez mengatakan sejauh ini dua orang telah ditangkap dalam penyelidikan.Pejabat lainnya, dengan kondisi anonim karena dia tidak berwenang untuk berbicara dengan media, mengatakan para penyelidik sedang menganalisis lebih banyak sisa-sisa manusia yang ditemukan di bangunan tempat para pemuda itu dileburkan.
Jaksa mengatakan para pemuda tersebut dianggap sebagai anggota geng lain oleh orang-orang bersenjata dari Kartel Generasi Baru Jalisco (CJNG). Kartel tersebut telah menjadi geng paling kuat di Meksiko, menurut otoritas Amerika Serikat.
Kelompok-kelompok kriminal di Meksiko sering menculik, menyiksa, memotong-motong dan bahkan melarutkan korban-korban mereka dengan zat asam. Banyak sisa-sisa tubuh korban dibuang di kuburan-kuburan rahasia.
Pada 2014, 43 siswa menghilang di negara bagian Guerrero dan pemerintah mengatakan mereka diculik oleh polisi yang menyerahkan mereka kepada kelompok kriminal yang membunuh mereka dan membakar tubuh mereka.
Pengamat internasional menolak hasil penyelidikan pemerintah dan kasus tersebut mengguncang pemerintahan Presiden Enrique Pena Nieto, yang popularitasnya menurun tajam di tengah tuduhan korupsi dan lonjakan kekerasan. Lebih dari 25 ribu orang dibunuh pada tahun lalu di Meksiko. Kasus pembunuhan mencapai level tertinggi mereka dalam rekam jejak selama 20 tahun.