Rabu 25 Apr 2018 17:43 WIB

PA 212: Tidak Ada Obrolan Politik Ketika Bertemu Jokowi

PA 212 mengatakan pembicaraan fokus pada kriminalisasi yang dialami ulama.

Rep: Adinda Pryanka / Red: Ratna Puspita
(dari kiri) Anggota Tim 11 Alumni 212 Abdul Rasyid Abdullah Syafii, Sekretaris Tim 11 Alumni 212 Muhammad Al Khaththath, Ketua Tim 11 Alumni 212 Misbahul Anam, Ketua Umum Gerakan Pengawal Fatwa Ulama yang juga Anggota Tim 11 Ulama Alumni 212 Yusuf Muhammad Marta, dan Slamet Maarif (dari kiri) saat melakukan konferensi pers di Tebet, Jakarta, Rabu (25/4).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
(dari kiri) Anggota Tim 11 Alumni 212 Abdul Rasyid Abdullah Syafii, Sekretaris Tim 11 Alumni 212 Muhammad Al Khaththath, Ketua Tim 11 Alumni 212 Misbahul Anam, Ketua Umum Gerakan Pengawal Fatwa Ulama yang juga Anggota Tim 11 Ulama Alumni 212 Yusuf Muhammad Marta, dan Slamet Maarif (dari kiri) saat melakukan konferensi pers di Tebet, Jakarta, Rabu (25/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persaudaraan Alumni (PA) 212 memastikan pertemuan dengan Jokowi di Bogor pada Ahad (22/4) tidak mengandung unsur politik. Dalam pertemuan yang diawali dengan shalat zuhur berjamaah tersebut dan selesai pukul 14.30 WIB, PA 212 memastikan tidak ada obrolan politik. 

Ketua Umum Gerakan Pengawal Fatwa Ulama yang juga Anggota Tim 11 Ulama Alumni 212, Yusuf Muhammad Martak, mengatakan, tidak ada pembicaraan dukung mendukung terkait politik dalam pertemuan. "Pembicaraan kami fokus pada ketidakadilan kriminalisasi yang dialami ulama dan tokoh umat islam," ucapnya pada konferensi pers di Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (25/4).

Menurut Yusuf, diskusi ringan antara Tim 11 Ulama dan Jokowi itu merupakan tindak lanjut dari pertemuan sembilan bulan lalu. Saat itu, presiden memberikan instruksi untuk menindaklanjuti kasus yang menjerat ulama. 

Akan tetapi, dia mengatakan, seiring waktu, tidak ada satu pun kasus yang menjerat ulama diselesaikan dengan baik. Ia juga menambahkan, laporan-laporan penistaan terhadap para ulama, habib, bahkan kitab suci umat Islam tidak diproses. Bahkan, menurutnya, cenderung diulur dan tidak diberikan tindakan tegas.

Anggota Penasihat PA 212 dan Sekretaris Tim 11 Ulama Alumni 212, Muhammad Al Khaththath,  juga mengatakan pertemuan tersebut murni membahas fakta kriminalisasi ulama dan aktivis 212. Dia mengatakan, Tim 11 Ulama Alumni 212 meminta agar kebijakan yang mengkriminalisasi ulama segera dihentikan. 

Menurut Al Khaththath, ulama dari Tim 11 yang hadir telah menyampaikan berbagai harapan dan penjelasan terkait masalah kriminalisasi ulama maupun aktivitas 212. Dia mengatakan pesan tersebut disampaikan dengan lugas dan apa adanya, tetapi tetap santun sebagai  tugas amar makruf nahi mungkar kepada presiden.

Tak ada kesepakatan

Pertemuan itu juga tidak menghasilkan kesepakatan apapun antara Tim 11 Ulama Alumni 212 dan Jokowi. Yusuf mengatakan Tim 11 Ulama Alumni 212 tidak memberikan tenggat waktu kepada Jokowi terkait tindakan mengantisipasi kriminalisasi ulama. 

Hanya, Yusuf berharap, permasalahan ini dapat diselesaikan dengan cepat. Dia mengatakan, kasus-kasus yang menjerat sejumlah ulama sebaiknya tidak berlarut dan menambah korban.

Al Khaththath juga menjelaskan, Tim 11 Ulama Alumni 212 hanya sekadar memberikan imbauan, harapan dan sedikit tekanan kepada Jokowi agar mengambil kebijakan kriminalisasi itu. Setelah pertemuan ini, ia berkomitmen untuk terus beristiqomah dalam membela kebenaran dan keadilan.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan dengan sejumlah alumni aksi 212. Pertemuan itu  dilaksanakan di masjid istana Kepresidenan, Bogor, pada Ahad (22/4) lalu. 

Terkait pertemuan itu, Jokowi mengatakan apa yang dia lakukan bersama alumni 212 merupakan sesuatu yang biasa. Sebab, dia memang kerap bertemu dengan sejumlah ulama baik di Jakarta, Bogor, maupun saat kunjungan kerja ke sejumlah daerah. 

Dia mengatakan semangat dalam pertemuan tersebut menjalin silaturahim dengan para ulama, habib, kiyai, atau ustaz di seluruh Indonesia. Melalui pertemuan ini, Jokowi juga berharap pemerintah dan para ulama bisa menjalin ukhuwah untuk persaudaraan dan persatuan di semua pihak.

“Kami harapkan dengan bersambungnya silaturahmi, beriringnya ulama umarah dapat menyelesaikan banyak masalah, problem yang ada di masyarakat, di umat, diselesaikan bersama sama," ujar Jokowi usai meninjau ekspor mobil di pelabuhan Tanjung Priok, Rabu (25/4).

Baca Juga: Al-Khaththath Kaget Pertemuan dengan Presiden Bocor ke Media

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement