Rabu 25 Apr 2018 18:11 WIB

Pertemuan PA 212 dan Jokowi Direncanakan Sejak Februari

Rencana pertemuan dengan Jokowi satu pekan sebelum Rizieq direncanakan pulang.

Rep: Adinda Pryanka / Red: Ratna Puspita
Konferensi pers Persaudaraan Alumni 212 di Tebet, Jakarta, Rabu (25/4).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Konferensi pers Persaudaraan Alumni 212 di Tebet, Jakarta, Rabu (25/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertemuan Persaudaraan Alumni (PA) 212 dan Presiden Joko Widodo di Bogor pada Ahad (24/4) tidak terjadi dengan spontan. PA 212 yang diwakili Tim 11 Ulama tersebut sudah lama memiliki keinginan bertemu dengan presiden untuk membicarakan kriminalisasi ulama dan aktivis 212.

Menurut anggota Tim 11 Ulama Alumni 212 sekaligus Ketua Persatuan Muslimin Indonesia (Parmusi), Usamah Hisyam, pertemuan berawal dari rapat menjelang kepulangan Rizieq Shihab pada 21 Februari lalu. Saat itu, Rizieq direncanakan akan kembali ke Indonesia. 

"Seminggu sebelumnya, atau sekitar 12 Februari, diadakan rapat bagaimana supaya kepulangan beliau tertib dan baik," tuturnya dalam konferensi pers di Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (25/4).

Pada saat yang sama, PA 212 berencana memberikan penjelasan utuh kepada Jokowi tentang kriminalisasi ulama dan aktivis 212. Atas persetujuan Rizieq, PA 212 ingin mempertemukannya dengan Jokowi. 

Sebagai ketua umum Parmusi, Usamah bertanggung jawab untuk menghubungi presiden. Akan tetapi karena berbagai kesibukan, pertemuan itu terus gagal. Selain itu, tidak ada kabar dari pihak istana. 

Hingga pada Sabtu (14/4), Usamah dihubungi pihak istana yang meminta supaya dia hadir di Istana Kepresidenan, Bogor, atas undangan Jokowi. "Oleh karena itu, tanggal 19 April, saya diterima empat mata pukul 15.30 WIB," ujarnya.

Dalam pertemuan itu, presiden mempertanyakan hal apa yang hendak disampaikan saat pertemuan dengan PA 212 nanti. Usamah menjawab, para ulama di PA 212 hanya ingin bersilaturahim sekaligus membicarakan kriminalisasi terhadap ulama dan meluruskan missed komunikasi antara ulama dan pemerintah.

Usai pertemuan empat mata itu, Usamah menjelaskan, presiden berjanji untuk mengkaji dengan tim kecil terlebih dahulu. "Lalu, malamnya (19/4), saya diberi tahu bahwa Ahad (22/4), kami bisa bertemu dengan presiden. Jadi, tidak ada yang mengundang ataupun diundang sebenarnya. Sama-sama mengundang," ucap Usamah.

Pertemuan antara Tim 11 Ulama Alumni 212 dan Presiden Jokowi tersebut diawali dengan shalat zuhur berjamaah dan makan siang bersama. Pertemuan yang membahas terkait kriminalisasi ulama dan aktivis 212 itu berakhir sekitar pukul 14.30 WIB.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement