Rabu 25 Apr 2018 21:08 WIB

Donald Trump Mendadak Batalkan Calon Dubes AS di Australia

Calon duta besar AS untuk Australia dipindah ke Korea Selatan.

Rep: http://www.abc.net.au/indonesian/2018-04-25/dubes-as-dibatalkan/9697064/ Red: Nur Aini
Presiden AS Donald Trump.
Foto: AP
Presiden AS Donald Trump.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berencana membatalkan pencalonan Laksamana Harry Harris sebagai duta besar Amerika Serikat untuk Australia yang baru. Donald Trump malah menempatkannya sebagai Duta Besar AS untuk Korea Selatan.

Langkah mengejutkan tersebut datang ketika Presiden Donald Trump berusaha memperkuat timnya di semenanjung Korea, menjelang pertemuan bersejarah yang diusulkannya dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un akhir tahun ini. Sejumlah media AS melaporkan keputusan itu dipicu oleh masuknya Menteri Luar Negeri Mike Pompeo. Pemungutan suara bagi Mike Pompeo sebagai diplomat top Amerika bisa terjadi awal pekan ini.

Laksamana Harry Harris dijadwalkan akan hadir pada sidang pengesahan penempatannya di Canberra Rabu (25/4/2018) pagi di hadapan senat AS. Tetapi seorang juru bicara Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS mengatakan, sidang tersebut ditunda hingga Mei mendatang atas permintaan pemerintah.

Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop mengatakan, pejabat Menteri Luar Negeri AS, John Sullivan mengatakan kepadanya Selasa (24/4/2018) kemarin bahwa Laksamana Harris ditugaskan ke pos diplomatik lainnya.

"Sementara kami akan menyambut Laksamana Harris di sini sebagai duta besar untuk Australia, kami memahami bahwa ada tantangan signifikan bagi Amerika Serikat di Semenanjung Korea," kata Julie Bishop.

Dia mengatakan pembatalan mendadak posisi duta besar suatu negara seperti itu memang tidak biasa dan itu sudah pernah terjadi sebelumnya. Tetapi ia mengatakan Pemerintah Australia berharap posisi duta besar AS baru dapat dinominasikan sesegera mungkin.

Dia mengatakan, Menlu AS telah meyakinkannya bahwa mengumumkan duta besar baru untuk Australia akan menjadi prioritas. Seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan hubungan negara itu dengan Australia "kukuh" dan hubungan komunikasi itu "juga tetap baik sebagaimana mestinya.”

Pejabat itu memberikan jaminan bahwa misi diplomatik AS di Australia tetap berjalan baik meski penunjukan posisi duta besar baru tertunda.

Posisi duta besar AS di telah secara resmi kosong selama lebih dari 18 bulan. Mantan duta besar Australia untuk AS Kim Beazley menggambarkannya sebagai kondisi yang "tidak ideal" ketika 12 bulan pertama berlalu tanpa seorang duta besar AS di Canberra.

Pada saat itu, Kim Beazley mengatakan secara teknis memang tidak ada masalah ketika posisi seorang duta besar masih kosong lantaran ada staf kedutaan yang bertugas. Namun dia mencatat bahwa kondisi itu bermakna Australia tidak memiliki kehadiran Amerika yang penting yang akan dibawa oleh seorang duta besar.

 

Juru bicara pertahanan Partai Buruh Australia, Richard Marles mengatakan semakin cepat Pemerintahan Donald Trump menunjuk seorang duta besar, semakin baik.

Namun dia enggan mengatakan bahwa Australia sedang dilecehkan oleh Amerika Serikat, dan menunjuk pejabat saat ini melakukan "pekerjaan luar biasa" dengan masih tetap bertahan.

"Tentu, belum ada duta besar resmi - tapi saya ragu untuk mengatakan kalau posisi itu kosong," kata Richard Marles kepada Sky News.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement