Rabu 25 Apr 2018 20:40 WIB

Masyarakat Hulu Citarum Mulai Sadar Mengubah Pola Bertani

Mereka lagi hanya mengedepankan aspek ekonomi hasil pertanian, tetapi juga ekologi.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Presiden Joko Widodo menyiram pohon Manglid usai ditanam di kawasan Hulu Sungai Citarum, Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (22/2).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo menyiram pohon Manglid usai ditanam di kawasan Hulu Sungai Citarum, Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (22/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kesadaran masyarakat Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum mulai berubah seiring dengan program 'Citarum Harum' yang digalakkan Presiden Jokowi. Menurut Kepala Penerangan Daerah Militer (Kapendam) III Siliwangi, Kolonel Arh Desi Ariyanto, sebagian masyarakat di sekitar sungai terpanjang di Jawa Barat itu kini sudah mengubah pola hidup mereka demi merawat lingkungan tempat tinggal mereka. 

 

Saat ini, kata dia, sebagian masyarakat di bagian hulu Citarum sudah mulai mengubah pola bertani. Yakni, tak lagi hanya mengedepankan aspek ekonomi hasil pertanian, tetapi juga ekologi. "Permasalahan di hulu itu kan hutan gundul dan masyarakat kebanyakan kerja jadi buruh tani perkebunan kentang. Sekarang mereka sudah mulai sadar bahwa hal itu akan merugikan," ujar Desi di Bandung, Rabu (25/4).

 

Desi mengatakan, kentang adalah tanaman semusim tak ramah lingkungan karena menanamnya perlu menggemburkan tanah. Sehingga, mempermudah laju erosi. Memanen kentang juga harus mencabut akarnya sehingga mengoyak tanah. 

 

Menurut data Balai Besar Sungai Citarum tahun 2016, lahan kritis Sungai Citarum sudah mencapai 26.022 hektare (20 persen) dan terjadi erosi sebesar 592.11 ton per hektare per tahun. Saat ini, kata Desi, para petani di sekitar Citarum mulai menanam buah-buahan, kopi dan tanaman berbatang keras lainnya. Keinginan mengubah komoditas pertanian ini juga difasilitasi oleh Satgas Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Citarum dengan menyediakan bibit.

 

hut

photo
Sejumlah petugas menyiapkan tanaman kopi untuk penanaman pohon di kawasan hulu Sungai Citarum, Cisanti, Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung.

 

Pihaknya telah mengakomodir mereka berdasarkan keinginannta menanam apa. "Misalnya buah-buahan kita wadahin juga. Siapkan bibitnya, dan sudah ribuan pohon ditanam. Jadi tidak nanam lagi sayuran yang tidak punya kekuatan ekologis atau menahan longsor," kata Desi. 

 

Desi menyadari, perubahan komoditas pertanian ini tidak akan langsung berdampak bagi lingkungan sekitar Citarum. "Tapi ke depannya mereka sudah mandiri dalam bertani, dan setidaknya kini sudah tidak lagi jadi buruh," katanya. 

 

Terkait limbah, masyarakat sekitar Citarum juga sudah diedukasi sehingga tumbuh kesadaran untuk tidak membuangnya sembarangan. Hal ini sangat penting mengingat akhir tahun 2017, Tim Survei Kodam III Siliwangi mencatat sebanyak 20.462 ton sampah organik dan anorganik dibuang ke Sungai Citarum. Tinja manusia 35,5 ton per hari dan kotoran ternak 56 ton per hari.

 

Untuk limbah sampah, kata Desi, Satgas Citarum menyediakan tempat pembuangan sampah (TPS) sementara di dekat permukiman warga. "Kenapa banyak sampah di Citarum? Ternyata mereka bingung mau dibuang kemana. Tempat sampah penuh. Ini yang dibetulkan Satgas Citarum. Setelah sosialisasi, akhirnya di beberapa tempat dibuat TPS sementara," katanya.

 

Untuk pengelolaan sampah sementara, Satgas Citarum memberikan kepercayaan Babinkamtibnas dan Babinsa setempat menjadi penanggungjawab bank sampah. "Bahkan Babinsa, Babinkamtibnas jadi direktur bank sampah," katanya.

 

Tidak hanya limbah sampah, kata dia, masyarakat juga diajarkan bagaimana mengelola limbah kotoran hewan dan manusia. Persoalan limbah manusia ini banyak terjadi di sektor dua DAS Citarum yakni Kecamatan Kertasari dan Pacet.

 

Sementara untuk penanggulangan limbah industri, menurut Desi, Satgas Citarum mengedepankan proses hukum yang berkepastian. Penindakan hukum dilakukan Satgas Gakkum Citarum di bawah Polda Jabar.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement