Rabu 25 Apr 2018 20:48 WIB

Ekspor Keramik Purwakarta Meningkat

Kerajinan kriya keramik asal Kecamatan Plered mengalami peningkatan

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Esthi Maharani
Perajin menata sejumlah keramik tanah liat / Ilustrasi
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Perajin menata sejumlah keramik tanah liat / Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  PURWAKARTA -- Dalam kurun waktu empat tahun terakhir ekspor kerajinan kriya keramik asal Kecamatan Plered, Purwakarta, Jawa Barat mengalami peningkatan. Kerajinan dari tanah liat tersebut, menembus pasar Asia, Eropa, Amerika dan Afrika.

Kepala UPTD Litbang Keramik Kecamatan Plered, Bambang Mega Wahyu, mengatakan, setiap tahunnya keramik yang di ekspor ke berbagai negara ini minimalnya sampai 100 ribu. Keramik yang banyak diminati oleh warga dari berbagai benua tersebut, di antaranya gerabah, vas bunga, serta keramik hias.

"Kita sudah ekspor 100 ribu keramik. Jumlah tersebut, sebenarnya masih kurang. Karena permintaan pasar ekspor sangat tinggi," ujarnya, kepada sejumlah media, Rabu (25/4).

Bambang menyebutkan, dalam kurun waktu empat tahun terakhir ekspor keramik mengalami peningkatan. Pada 2014 lalu, keramik Plered yang ke luar negeri mencapai 75 kontainer. Lalu, pada 2015 jumlahnya naik mencapai 80 kontainer.

Pada 2016, ekspor keramik kembali mengalami kenaikan mencapai 112 kontainer. Kemudian, sampai akhir 2017 kemarin, ekspor produk kriya ini menembus 120 kontainer. Permintaan ekspor ini sangat tinggi. Bahkan, di 2017 lalu, para perajin keramik tak bisa 100 persen memenuhi permintaan pasar ekspor.

Kendalanya, lanjut Bambang, salah satunya karena terbatasnya jumlah perajin. Saat ini, sekitar 221 orang. Jumlah perajim ini, tidak pernah bertambah. Lantaran, minat generasi muda untuk menjadi perajin keramik sangat minim.

Sementara itu, Eman Sulaeman, Ketua Cluster Keramik Plered, mengatakan, permintaan keramik yang tertinggi berasal dari Korea Selatan dan Arab Saudi. Jenis keramik yang diminta, yaitu pot dan vas bunga. Adapun pengiriman kerajinan kriya ini, bisa melalui berbagai cara. Salah satunya, dengan trader atau bertaruh harga dengan para pembeli.

"Selain jumlah perajin yang tidak bertambah, kendala lainnya yaitu masih banyak perajin keramik yang belum mengantongi nomor induk kepabeaan (NIK). NIK ini, salah satu syarat untuk bisa ekspor," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement