REPUBLIKA.CO.ID, KIGALI -- Empat kuburan massal telah ditemukan di Rwanda, yang diyakini sebagai tempat bersemayam korban genosida pada 1994. Kuburan yang ditemukan di Distrik Gasabo, di luar ibu kota Kigali itu, mengubur sekitar 200 mayat.
Lebih dari 3.000 orang hilang selama pembantaian berlangsung di Kigali dan penduduk setempat percaya kuburan yang baru ditemukan ini mungkin berisi seluruh tubuh korban.
Dalam insiden genosida yang terjadi di Rwanda, sekitar 800 ribu orang dari etnis Tutsi dan Hutu moderat dibantai dalam 100 hari oleh suku Hutu.
Kuburan-kuburan itu ditemukan dua pekan setelah upacara peringatan diadakan di Rwanda untuk memperingati hari dimulainya genosida. Kelompok relawan Ibuka yang memimpin pencarian itu, mengaku mendapat informasi dari seorang wanita.
"Pencarian ini berlangsung setelah kami mengidentifikasi empat kuburan massal," ujar Thogen Kabagambire, dari kelompok Ibuka, kepada surat kabar Rwanda, News Day.
Wartawan BBC Afrika, Tomi Oladipo, mengatakan penemuan kuburan massal itu telah menimbulkan pertanyaan, mengapa warga memilih diam selama bertahun-tahun meski mengetahui lokasi kuburan itu. Saat ini, banyak pelaku genosida yang telah dibebaskan dari penjara setelah menyelesaikan masa hukuman mereka.
Kabagambire mengatakan, mereka masih mencari kuburan massal kelima. Ia menambahkan, beberapa pelaku genosida hanya melakukan sedikit upaya untuk mengungkapkan keberadaan korban.
Keluarga korban genosida telah menjelajahi banyak tempat untuk mencari kuburan dari orang-orang yang mereka cintai. "Saya memiliki informasi, kedua orang tua saya dibunuh dan dibuang di salah satu kuburan massal di sini dan saya datang dengan harapan, saya dapat mengidentifikasi pakaian yang mereka kenakan ketika mereka hilang," kata Isabelle Uwimana, salah satu korban selamat.
"Saya ingin memastikan mereka ada di sini sehingga saya dapat memberi mereka pemakaman yang layak," tambah dia.