Rabu 25 Apr 2018 23:48 WIB

BPBD: 163 Rumah di DIY Rusak Akibat Puting Beliung

Di Kota Yogyakarta, kerusakan paling banyak terjadi di Gondokusuman dan Umbulharjo.

Sejumlah rumah di DIY yang rusak akibat angin kencang yang diyakini puting beliung, Selasa (24/4) siang.  Sebagian besar rumah berada di Dusun Sorowajan, Desa Banguntapan, Kabupaten Bantul, DIY.
Foto: Dok Pusdalops BPBD DIY
Sejumlah rumah di DIY yang rusak akibat angin kencang yang diyakini puting beliung, Selasa (24/4) siang. Sebagian besar rumah berada di Dusun Sorowajan, Desa Banguntapan, Kabupaten Bantul, DIY.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Daerah Istimewa Yogyakarta mengungkapkan, 163 rumah warga rusak akibat angin puting beliung yang menerjang Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul pada Selasa (24/4).

"Berdasarkan data terkini bencana angin puting beliung kemarin menerjang 59 rumah di Kota Yogyakarta dan 104 rumah di Kabupaten Bantul," kata Petugas Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD DIY Eko Sulistyawan di Yogyakarta, Rabu (25/4).

Menurut Eko, di Kota Yogyakarta, kerusakan paling banyak terjadi di Kecamatan Gondokusuman dan Umbulharjo. Sedangkan di Bantul berada di Kecamatan Banguntapan dengan kerusakan rata-rata pada atap atau genteng rumah.

"Selain menerjang rumah, angin ribut juga merusak sebagian bangunan kampus yakni Akademi Pembangunan Masyarakat Desa (APMD) di Yogyakarta dan STMIK Akakom, Bantul," kata dia.

Kendati demikian, ia memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa bencana alam berupa angin puting beliung itu.

Eko mengimbau masyarakat tetap mewaspadai hujan deras disertai angin kencang yang masih berpotensi muncul selama musim pancaroba saat ini.

Menurut dia, mengingat potensi angin kencang masih relatif tinggi, pihaknya menyarankan warga untuk memangkas pohon di lingkungan sekitar tempat tinggal yang dirasa terlalu rimbun atau rawan roboh.

"Saya rasa perlu upaya gotong royong serta inisiatif dari masyarakat sendiri untuk memangkas pohon-pohon yang rawan tumbang," kata dia.

Kepala Kelompok Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Yogyakarta, Djoko Budiono, sebelumnya menyebutkan bahwa di wilayah DIY sebagian besar masih masuk pancaroba dari musim hujan ke musim kemarau. Pada masa ini jenis awan-awan yang terbentuk adalah awan-awan konvektif seperti cumulonimbus yang sifatnya seringkali lokal.

Awan-awan tersebut, kata dia, berpotensi menyebabkan hujan intensitas lebat dan dalam durasi singkat, angin kencang atau puting beliung dan petir.

"Masa pancaroba ini diprakirakan akan berlangsung hingga awal Mei," kata Djoko.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement