Kamis 26 Apr 2018 05:10 WIB

Pengamat: Demokrat, PAN, dan PKB Tidak Punya Figur Dominan

Figur yang dimiliki tiga parpol itu belum kuat untuk menyaingi Jokowi atau Prabowo.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Bayu Hermawan
Ubedilah Badrun
Foto: istimewa
Ubedilah Badrun

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun menilai, Partai Demokrat, PAN, dan PKB tidak memiliki figur dominan yang bisa diusung sebagai calon presiden (capres) jika ketiga parpol itu membentuk poros baru untuk pilpres 2019. Figur-figur yang dimiliki ketiga parpol tersebut, menurut dia, masih belum kuat untuk bersaing dengan Joko Widodo (Jokowi) atau Prabowo Subianto.

"Memang tidak ada figur dominan. Yang ada saat ini paling tidak figur baru, ya AHY (Agus Harimurti Yudhoyono). Kalau disandingkan dengan Jokowi atau Prabowo maka AHY dari segi pengalaman tentu berada di paling buncit di antara dua nama tersebut," katanya kepada Republika.co.id, Rabu (25/4).

Ubedilah juga menjelaskan, bila Demokrat, PAN, dan PKB membentuk poros koalisi baru, kemungkinan besar capresnya berasal dari Demokrat. Sebab, Demokrat memiliki suara paling tinggi di parlemen jika dibandingkan dengan PKB dan PAN. Dalam kondisi itulah, tokoh yang berpeluang besar menjadi capres dari Demokrat adalah AHY.

"Biasanya dalam era demokrasi sekarang ini, yang paling banyak kursi di parlemen itulah yang paling layak memimpin koalisi, jelas dalam hal ini adalah Demokrat. Di Demokrat ini ada AHY," ujarnya.

Ubedilah melanjutkan, masalah yang akan dihadapi Demokrat, PAN, dan PKB jika berkoalisi juga akan tetap sama, yakni soal perebutan posisi calon wakil presiden (cawapres). "Masalahnya bagaimana membangun koalisi tiga parpol itu dan menerima keputusan siapa cawapresnya, itu yang susah, itu yang harus diatasi," katanya lagi.

Kabar kemungkinan munculnya poros ketiga di pilpres 2019 kembali mengemuka pascapidato yang disampaikan oleh Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) beberapa waktu lalu. Saat berpidato di wilayah Banten, SBY mengatakan bahwa akan ada pemimpin baru di pilpres 2019.

Namun, SBY tidak memerinci detail sosok pemimpin baru tersebut. Dia hanya mengatakan akan memasangkan calon presiden dan calon wakil presiden yang mengerti keinginan rakyat.

"Saya akan pasangkan nanti, capres-cawapres yang mengerti keinginan rakyat. Insya Allah nanti ada pemimpin baru yang amanah, cerdas, dan memikirkan rakyat banyak," ujar SBY.

Seperti diketahui, di antara parpol-parpol yang bisa ikut mengusung capres-cawapres di pilpres mendatang, hanya tersisa Partai Demokrat dan PAN yang belum memberikan sikap resmi akan mendukung siapa. Sementara itu, PKB, meski saat ini cenderung dekat dengan koalisi pengusung Jokowi, diperkirakan masih bisa berubah jika ketua umumnya tidak dipilih sebagai cawapres.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement