Kamis 26 Apr 2018 11:49 WIB

Agenda Pertemuan Perdana Pemimpin Korsel dan Korut

Moon dan Kim akan menanam pohon pinus sebagai simbol perdamaian dan kesejahteraan.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Nur Aini
Pemimpin Korut Kim Jong-un (kiri) bertepuk tangan saat menonton konser seni musisi Korsel didampingi Menteri Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Do Jong.
Foto: AP
Pemimpin Korut Kim Jong-un (kiri) bertepuk tangan saat menonton konser seni musisi Korsel didampingi Menteri Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Do Jong.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Korea Selatan (Kosel) Moon Jae-in segera melakukan pertemuan dengan Pemimpin Tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong-un di zona anti militer (dmz). Hal itu akan menjadi pertemuan perdana kedua kepala negara bertikai itu.

Pertemuan akan diadakan di desa Panmunjom yang terletak di perbatasan kedua negara. Staff Kepresidenan Korsel Im Jong-seok mengatakan, diskusi formal kedua pemimpin itu akan dimulai sekitar pukul 10.30 siang waktu setempat.

Im mengungkapkan, Moon dan Kim akan melakukan makan siang secara terpisah usai sesi pembicaraan pertama. Kegiatan dilanjutkan dengan menanam pohon pinus sebagai simbol perdamaian dan kesejahteraan.

Tanah yang digunakan untuk menanam pohon tersebut berasal dari Gunung Paektu di Korut dan Gunung Halla di Korsel. Air yang dipakai untuk menyiram tanaman itu juga bersumber dari Sungai Taedong dan Sungai Han yang berada di negara masing-masing.

"Setelahnya Moon dan Kim akan berjalan bersama menyusuri desa Panmunjom sebelum memulai sesi pembicaraan kedua," katanya.

Mengakhiri pembicaraan, kedua kepala negara itu akan menandatangani sebuah kesepakatan yang kemudian akan dipublikasikan. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan makan malam bersama.

Presiden Moon sebelumnya mengatakan, jika pertemuan tersebut akan membahas denuklirisasi Semenanjung Korea. Dia mengatakan, Korut juga tidak menuntut hal lain yang memberatkan, seperti tentara Amerika Serikat (AS) yang harus pergi lebih dulu dari Korsel.

Moon mengatakan, gambaran besar dari kesepakatan tentang normalisasi hubungan antara kedua Korea dan AS seharusnya tidak sulit untuk dicapai. Moon mengungkapkan hal yang diinginkan Korut sejauh ini hanyalah menghentikan permusuhan antara kedua negara dan disambung dengan jaminan keamanan.

Di lain pihak, Presiden Kim mengatakan pemberhentian program nuklir dilakukan agar Korut mendapatkan keringanan dari sanksi ekonomi internasional. Denuklirisasi dilakukan guna mengejar pertumbuhan ekonomi negara dan perdamaian di Semenanjung Korea.

Kim mengatakan, Korut akan berusaha sebisa mungkin untuk membangun ekonomi sosialis yang kuat dan nyata. Harapannya, hal tersebut akan meningkatkan standar hidup masyarakat melalui mobilisasi semua sumber daya manusia dan material negara.

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement