REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Tim pengawas senjata kimia global (OPCW) telah mencapai lokasi kedua di kota Suriah Douma, di mana serangan gas diduga terjadi pada awal April lalu. Dilansir Aljazirah, Kamis (26/4), OPCW mengatakan misi pencarian fakta telah mengumpulkan sampel dari lokasi yang tidak diidentifikasi.
Menurut OPWC sampel dan bahan lain yang dikumpulkan dari lokasi itu akan dibawa ke Den Haag, Belanda untuk pengujian dan analisis. "Sampel itu akan dikirim untuk analisis oleh laboratorium yang ditunjuk OPCW," kata pernyataan OPCW.
Pernyataan itu mengatakan tim pengawas akan melanjutkan misi pencarian fakta dengan melakukan wawancara bersama orang-orang yang relevan dan analisis sampel. Tim tidak mengatakan berapa lama pemeriksaan akan berlangsung.
Baca juga:
Puluhan Mati dalam Kondisi Mengenaskan di Douma
Korban Serangan Kimia di Douma Diduga Dikubur Diam-Diam
Perwakilan dari OPCW tiba di Suriah pada pekan kedua April. Tetapi mereka baru bisa mengunjungi Douma pada 21 April lalu.
Lamanya izin masuk ke Douma bagi tim OPCW menimbulkan pertanyaan terkait barang bukti serangan itu. Amerika Serikat dan Prancis menuduh Rusia memblokir akses ke Douma untuk menghilangkan bukti.
Pemerintah Suriah dan Moskow mengatakan dugaan serangan kimia, yang mendorong serangkaian serangan udara oleh sekutu Barat menyebabkan penundaan tersebut. Awalnya, tim OPCW yang dikerahkan ke Douma tidak dapat memasuki lokasi karena masalah keamanan.
Para pejabat Departemen Keselamatan dan Keamanan PBB (UNDSS) harus menarik diri dari lokasi pertama karena dikhawatirkan menimbulkan resiko keamanan. Di lokasi kedua, tim disambut dengan tembakan senjata ringan, dan alat peledak diledakkan di dekatnya.
Kota Douma awalnya berada di bawah kontrol pemberontak. Kelompok oposisi menyerahkan kota itu setelah adanya kesepakatan dengan pemerintah. Ribuan orang - pemberontak dan warga sipil - pergi dengan bus ke Suriah utara. Mereka yakin tidak dapat berdamai dengan pemerintah setelah mengambil alih kota.
Perang Suriah telah berlangsung selama lebih dari tujuh tahun.