REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pihak berwenang Iran telah memerintahkan penyedia jaringan untuk menghentikan aplikasi pesan sosial Telegram.
Kantor berita semi resmi Iran, Mehr mengatakan laporan ini diperoleh setelahseorang anggota parlemen Iran bulan lalu meminta pemerintah memblokir Telegram karena alasan keamanan nasional. Sejak saat itu, banyak pengguna aplikasi yang berafiliasi dengan pemerintah telah bermigrasi ke aplikasi lokal.
Sebelumnya, telegram sempat mengatakan bahwa mereka menyewa node untuk jaringan pengiriman konten. Ini memungkinkan server untuk menyediakan pengiriman konten cepat di banyak negara regional, termasuk Iran. Dengan adanya perintah pihak berwenang Iran, maka akan ada keterlambatan dalam proses pengiriman pesan.
Telegram yang memiliki 40 juta pengguna di Iran, untuk sementara ditutup selama protes pada awal Januari lalu. Namun, sekitar 10 persen pengguna masih dapat mengaksesnya melalui proksi dan layanan VPN.