Kamis 26 Apr 2018 21:00 WIB

Indonesia Bantu Pembangunan Negara Anggota IDB

22 lembaga pemerintah dan swasta Indonesia menyatakan siap menyukseskan program IDB.

Rep: Debbie Sutrisno / Red: Satria K Yudha
IDB
IDB

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia berperan aktif dalam program pembangunan Islamic Development Bank (IDB). Salah satunya program reverse linkage yang merupakan program utama IDB untuk mendukung implementasi dokumen Member Country Partnership Strategy (MCPS) 2016-2020.

Program reverse linkage/ merupakan kerja sama pembangunan antara IDB dan sesama negara anggota IDB yang memiliki kemampuan dalam menyediakan keahlian teruji, pengetahuan, penerapan teknologi, serta best practice yang berorientasi pada hasil untuk mengakselerasi pembangunan ekonomi dan sosial.

Deputi Bidang Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Slamet Sudarsono mengatakan, melalui skema reverse linkage, pemerintah telah melaksanakan kerja sama dengan Pemerintah Kirgistan untuk meningkatkan produktivitas di bidang peternakan.

"Kerja sama ini banyak disorot karena merupakan salah satu contoh bagaimana Indonesia sukses membantu negara IDB lain," kata Slamet dalam keterangan tertulis, Kamis (26/4).

Sebagai bentuk dokumentasi atas seluruh rangkaian kegiatan, Bappenas dan IDB pada Senin (23/4) telah meluncurkan buku Mapping Indonesias Resource Centers.

Slamet menjelaskan, buku tersebut berisi seluruh rangkaian kegiatan Mapping Indonesias Resource Centers yang difasilitasi IDB. "Tujuannya untuk menyediakan solusi-solusi dalam menghadapi tantangan pembangunan," ujar Slamet.

Buku ini berisi profil 22 lembaga pemerintah dan swasta di Indonesia dengan teknologi, keahlian, dan pengetahuan yang sudah diakui, mencakup 12 sektor ekonomi, yaitu pertanian, kelautan dan perikanan, kesehatan dan kependudukan, teknik, pelatihan vokasi, perencanaan dan penganggaran, keuangan mikro, transportasi, teknologi tepat guna, industri, perdagangan, dan mitigasi bencana.

Slamet menambahkan, 22 kementerian dan lembaga yang ada dalam buku tersebut menyatakan kesediaannya untuk berkolaborasi dalam program IDB dan berbagi pengetahuan mereka agar bermanfaat bagi negara-negara anggota IDB lainnya. Penerbitan buku juga bertujuan untuk meningkatkan peran Indonesia dalam Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST) dengan memanfaatkan wilayah-wilayah keahlian dan keuntungan kompetitif melalui kerangka reverse linkage.

Menurutnya, Pemerintah Indonesia saat ini berencana untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman di bidang manajemen pengembangan vaksin kepada Maroko dan Tunisia melalaui program Strengthening Indonesia-Morocco-Tunisia Development Cooperation through Reverse Linkage Program.

Kerja sama ini bertujuan untuk membantu Maroko dan Tunisia dalam meningkatkan kapasitas dan kapabilitas di bidang farmasi serta memperluas pemasaran life science product dari perusahaan Indonesia ke negara anggota IDB.

"Pola kerja sama ini mendorong pembukaan pasar baru sekaligus sejalan dengan kebijakan dalam RPJMN untuk meningkatkan peran swasta dalam kerja sama pembangunan, kata Slamet.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement