REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Kontribusi berupa pajak yang dibayarkan PT Timah Tbk selama 2017 mencapai Rp 409 miliar atau naik 120 persen dari data pada tahun sebelumnya sebesar Rp 185 miliar. Peningkatan dipicu oleh penjualan tin chemical dan tin solder perusahaan itu meningkat.
"Alhamdulillah, royalti perusahaan 2017 juga naik 52 persen atau Rp 263 miliar dari tahun sebelumya sebesar Rp 173 miliar," kata Direktur Utama PT Timah Tbk, Mochtar Riza Pahlevi Tabrani di Pangkalpinang, Jumat (27/4).
Ia mengatakan bahwa peningkatan kontribusi pajak dan royalti itu sebagai bentuk implementasi strategi pengembangan bisnis hilir timah. Di antaranya PT Timah menandatangani kerja sama strategis dengan Yunnan Tin Group selaku produsen timah terbesar dunia dalam memasarkan produk hilir.
Selain itu, adanya sinergi dengan anggota holding BUMN industri pertambangan dan BUMN lainnya untuk optimalisasi nilai BUMN dan mendukung perekonomian serta kesejahteraan rakyat. Sinergi yang dilakukan dengan anggota holding BUMN industri pertambangan, yaitu PT Bukit Asam Tbk dan PT Aneka Tambang Tbk Perseroan melakukan kerja sama untuk kegiatan eksplorasi dan pengadaan bahan baku.
"PT Timah Tbk berkerja sama dengan PT Aneka Tambang Tbk terkait dengan jasa pengeboran darat untuk pengembangan tambang timah primer. Sementara itu, dalam peleburan logam timah, perseroan bekerja sama dengan PT Bukit Asam Tbk untuk pengadaan antrasit," katanya.
Sinergi dengan BUMN lainnya, perseroan bekerja sama dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk untuk melakukan kerja sama layanan perbankan berupa pembayaran fasilitas bagi mitra perusahaan dalam bentuk kartu tambang yang bertujuan mempermudah pembayaran imbal jasa kepada mitra tambang perusahaan. "Perseroan juga bekerja sama dengan Pertamina (Persero) dalam pengadaan bahan bakar HSD. Kontribusi terhadap negara kinerja perseroan juga memberikan peningkatan kontribusi terhadap nilai tambah bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya," katanya.