REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto menyatakan, operasi Tinombala diperpanjang karena adanya permintaan Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah. Markas Besar Polri pun memberikan perbantuan.
"Permintaan dari wilayah stempat, perpaanjangam operasi ini dikendalikan oleh Kapolda di-backup oleh mabes," kata Setyo saat dikonfirmasi, Jumat (27/4).
Sejumlah kelompok terorisme di Indonesia Timur komplotan Santoso juga belum ditangkap. Hal ini juga menjadi alasan Operasi Tinombala diperpanjang, meski dengan intensitas yang berbeda.
"Antara enam sampai tujuh orang masih berada di hutan dan belum ketangkap masih dikejar," ucap Seto.
Perpanjangan operasi ini juga diharapkan agar kelompok terorisme di kawasan tidak berkembang lebih jauh. Polri melakukan perpanjangan operasi kontra terorisme di Timur Indonesia selama 100 hari ke depan.
Dalam perpanjangan itu, ada beberapa komposisi tindakan yang diubah, antara TNI dan Polri. TNI dan Polri lebih banyak melakukan upaya preventif dan preemptif di Poso, Sulawesi Tengah.
TNI dan Polri mengimbau masyarakat untuk tidak memfasilitasi para buron terorisme. Saat ini, Polri menjlai situasi di Indonesia Timur sudah semakin kondusif.
Operasi Tinombala merupakan operasi gabungan unsur Polri dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam mengejar kelompok Teroris Santoso. Operasi ini berlangsung sejak 2016 lalu. Santoso selaku pimpinan pun tewas dan sejumlah teroris lainnya diamankan.