REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbagai alasan disampaikan sejumlah aparat sipil negara (ASN) di lingkup Pemprov DKI saat ditawari jabatan di PT Delta Djakarta. Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan, dia pernah melakukan pendekatan ke sejumlah ASN untuk posisi jabatam di PT Delta. Namun mereka rata-rat menolak.
"Ada yang sudah saya approach, saya bilang, bagaimana, pak? Jawabnya, wah jangan deh, jangan, berat. Atau waduh, enggak berani. Haram karena jualan minuman beralkohol," kata Sandiaga.
Jabatan komisaris PT Delta, yang memproduksi sejumlah minuma keras, Sandiaga mengatakan, memang belum dapat diberikan kepada ASN lain. Ia menilai pemberian jabatan kepada ASN hanya akan menambah beban pekerjaan yang sudah begitu banyak. Apalagi, para ASN dituntut untuk mengejar ukuran kinerja atau key performance index (KPI) yang berat.
Sandiaga megatakan, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Indonedia (Kadin) DKI Sarman Simanjorang telah dipilih sebagai Komisaris Utama PT Delta Djakarta. Keputusan memilih Sarman sudah dipertimbangkan secara matang. Panitia seleksi telah melakukan wawancara dan memutuskan Sarman sebagai orang yang tepat untuk menduduki jabatan Komisaris Utama. Ia juga mengaku tak terlibat langsung dalam proses penetapan itu.
"Saya hanya menyatakan bahwa saya tidak ikut campur langsung dalam penunjukan dia, itu kan melalui proses," kata dia.
(Baca: Komisaris Baru Perusahaan Bir Bukan ASN, Ini Alasannya)
PT Delta Djakarta merupakan produsen minuman keras yang lebih dari 20 persen sahamnya dimiliki Pemprov DKI. Perusahaan ini memroduksi beberapa merek terkenal seperti Anker, Kuda Putih, Carlsberg, dan San Miguel. Tahun lalu, perusahaan ini menghasilkan deviden sekitar Rp 40 miliar untuk Pemprov DKI.
Sarman yang menjabat sebagai komisaris utama kini juga berkiprah sebagai Wakil Ketua Umum Kadin DKI Jakarta. Ia juga memegang jabatan di beberapa organisasi lain, seperti anggota Dewan Pengupahan DKI, Ketua DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) DKI, hingga Ketua Komite Daging Sapi Jakarta Raya.