Jumat 27 Apr 2018 12:49 WIB

Rakyat Menanti Debat Rizal Ramli Vs Sri Mulyani

Presiden Jokowi menantang para pengkritik yang ingin berdebat dengan Sri Mulyani.

Rep: Mabruroh/ Red: Nidia Zuraya
Sri Mulyani - Rizal Ramli
Foto: Dok.Republika
Sri Mulyani - Rizal Ramli

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan menteri keuangan era pemerintahan Presiden Abdurahman Wahid, Rizal Ramli (RR), siap buka-bukaan dan adu debat dengan Menteri Keuangan saat ini, Sri Mulyani Indrawati (SMI). Bahkan, Rizal Ramli juga melalui cuitannya berharap agar debatnya nanti dapat disiarkan di TV sehingga masyarakat seluruh Indonesia turut menyaksikan.

Koordinator Forum Rakyat, Lieus Sungkharisma, sangat mengapresiasi jika ajang debat RR versus SMI tersebut dapat terlaksana. Apalagi bila debat tersebut dapat dibuka dan bisa disaksikan oleh seluruh masyarakat.

"Saya setuju. Debat itu harus dilakukan secara terbuka untuk publik agar semua rakyat Indonesia tahu siapa yang benar dan siapa yang salah, soal utang luar negeri RI itu," kata Lieus melalui keteranagn tertulis, Jumat (27/4).

Jokowi, terang Lieus, menantang para pengkritik yang ingin berdebat dengan SMI terkait dengan utang Indonesia. Gayung telah bersambut, kata dia. Mantan menteri kordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya pada masa pemerintahan Presiden Jokowi tersebut berani dan menyatakan diri secara terbuka menjawab tantangan Jokowi.

Oleh karena itu, lanjut Lieus, rakyat kembali menantang Jokowi untuk memberikan fasilitas adu debat tersebut. Semoga saja, ujarnya, Jokowi tidak lupa.

"Pak Jokowi harus memfasilitasi debat tersebut dan debat itu harus disaksikan seluruh rakyat," katanya.

Menurut Lieus, dengan digelarnya debat terbuka antara RR vs SMI maka rakyat Indonesia akan tahu seberapa besar utang negeranya itu. Kemudian, juga harus dirincikan, untuk apa saja utang tersebut.

"Rakyat Indonesia menjadi tahu berapa sesunguhnya utang Indonesia dan untuk apa saja utang itu dipergunakan," katanya.

Seperti diketahui, media massa memberitakan bahwa utang luar negeri Indonesia telah mencapai Rp 4.000 triliun dan dikritik banyak pihak. Banyaknya kritik itu membuat Presiden Jokowi mempersilakan para pengkritik pemerintah beradu argumen soal utang dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

"Kalau Menteri Keuangan Sri Mulyani dan ekonom-ekonom yang mengerti masalah makro juga saling beradu argumen, itu bagus," ujar Jokowi dalam sebuah proram acara di salah satu stasiun televisi swasta, Rabu (25/4).

Pernyataan Presiden itu kemudian disambut baik oleh RR melalui akun Twitter resminya. "Saya siap berdebat secara terbuka dengan Sri Mulyani soal utang luar negeri RI. Semoga dengan debat tersebut masyarakat jadi tercerahkan," kata Rizal dalam akun Twitter-nya.

Lieus menilai, jawaban Rizal Ramli terhadap tantangan Presiden Jokowi itu sesuatu yang wajib dipenuhi Presiden. "Presiden sudah menantang dan Pak Rizal Ramli sudah menjawab tantangan itu. Nah, konsekuensi logisnya, Presiden harus membuka forum bagi terlaksananya debat tersebut. Dengan debat itu akan ketahuan siapa yang selama ini memanipulasi angka-angka dan berbohong," papar Lieus.

Ditambahkan Lieus, karena sudah melontarkan tantangan, tentu ada konsekuensi yang harus ditanggung Presiden Jokowi jika ternyata beliau tidak mau membuka forum atau memfasilitasi debat tersebut.

"Rakyat akan menilai Presiden Jokowi ternyata seorang yang tidak konsisten. Cuma seorang reaksioner belaka yang tidak siap menerima kritik. Penilaian itu akan berdampak buruk pada elektabilitasnya sebagai calon presiden petahana pada pilpres 2019 mendatang," ujarnya.

"Kini rakyat menanti apakah tantangan debat tersebut benar-benar akan terlaksana atau sekedar meramaikan pemberitaan media massa belaka," kata Lieus menambahkan.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قُلْ لَّآ اَجِدُ فِيْ مَآ اُوْحِيَ اِلَيَّ مُحَرَّمًا عَلٰى طَاعِمٍ يَّطْعَمُهٗٓ اِلَّآ اَنْ يَّكُوْنَ مَيْتَةً اَوْ دَمًا مَّسْفُوْحًا اَوْ لَحْمَ خِنْزِيْرٍ فَاِنَّهٗ رِجْسٌ اَوْ فِسْقًا اُهِلَّ لِغَيْرِ اللّٰهِ بِهٖۚ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَّلَا عَادٍ فَاِنَّ رَبَّكَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Katakanlah, “Tidak kudapati di dalam apa yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan memakannya bagi yang ingin memakannya, kecuali daging hewan yang mati (bangkai), darah yang mengalir, daging babi – karena semua itu kotor – atau hewan yang disembelih bukan atas (nama) Allah. Tetapi barangsiapa terpaksa bukan karena menginginkan dan tidak melebihi (batas darurat) maka sungguh, Tuhanmu Maha Pengampun, Maha Penyayang.

(QS. Al-An'am ayat 145)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement