REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Jim Mattis mengatakan, Paman Sam bakal menyesal jika tidak mempertahankan kehadiran militer di Suriah. Dia mengatakan, keberadaan pasukan AS di negara tersebut untuk memastikan kepunahan militan ISIS.
Menurut Mattis, keberadaan pasukan AS di Suriah dapat digunakan untuk melatih milisi lokal guna memerangi pasukan ISIS (Negara Islam Irak Suriah). Hal itu sekaligus menjamin kelompok ekstremis agar tidak bisa bangkit kembali.
"Kita harus membentuk pasukan lokal yang dapat memberikan tekanan kepada ISIS," kata Jim Mattis.
Meski demikian, Mattis tidak merinci batas waktu yang dibutuhkan AS untuk mempertahankan keberadaan tentara militer mereka di Suriah. Dia hanya mengatakan, Paman Sam mungkin akan menyesal jika melatih milisi lokal tanpa kehadiran militer negara di Suriah.
ISIS merebut sebagian besar wilayah Suriah dan Irak tetapi secara bertahap kehilangan wilayah tersebut setelah intervensi militer AS dan sekutu dimulai pada 2014 lalu.
Jim Mattis berharap, pemerintah AS segera melakukan operasi militer untuk kembali melemahkan ISIS dalam beberapa hari ke depan. Kampanye militer, akan dikerahkan di Lembah Sungai Eufrat dan sisa-sisa kawasan yang dikuasai kelompok militan tersebut.
Komentar yang dilontarkan Jim Mattis membuat pemerintah AS agaknya batal menarik pasukan mereka dari Suriah. Sebelumnya, Presiden AS Donald Truimp berniat untuk menarik mundur kehadiran militer Amerika dari Suriah.