Sabtu 28 Apr 2018 13:41 WIB

NATO Sambut Komitmen Damai Korut-Korsel

NATO mendukung penuh solusi politik yang meredakan ketegangan di Semenanjung Korea.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, kiri, dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengangkat tangan mereka setelah menandatangani pernyataan bersama di desa perbatasan Panmunjom di Zona Demiliterisasi, Korea Selatan, Jumat (27/4).
Foto: Korea Summit Press Pool via AP
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, kiri, dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengangkat tangan mereka setelah menandatangani pernyataan bersama di desa perbatasan Panmunjom di Zona Demiliterisasi, Korea Selatan, Jumat (27/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyambut pertemuan bersejarah antara pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in. Ia menegaskan NATO mendukung penuh solusi politik yang dapat meredakan ketegangan di Semenanjung Korea.

"Saya menyambut baik pertemuan hari ini antara kedua pemimpin, kemajuan yang mereka buat, dan komitmen yang mereka tunjukkan untuk menyelesaikan perbedaan mereka secara damai," kata Stoltenberg dalam sebuah konferensi pers menyusul pertemuan para menteri luar negeri NATO di Brussels, Belgia, pada Jumat (27/4), dikutip laman Anadolu.

Kim Jong-un dan Moon Jae-in untuk pertama kalinya bertemu dalam KTT Korut-Korsel yang digelar di Panmunjom pada Jumat kemarin. Panmunjom merupakan sebuab daerah di Garis Demarkasi Militer (MDL) di Zona Demiliterisasi yang dijaga ketat militer masing-masing negara.

Dalam penyelenggaraan KTT ini Kim pun mencatatkan sejarah baru. Ia menjadi satu-satunya pemimpin Korut yang menginjakkan kaki di Korsel sejak Perang Korea berakhir pada 1953.

Dalam KTT Korut-Korsel, terdapat dua isu sentral yang dibahas Kim dan Moon, yaitu tentang denuklirisasi di Semenanjung Korea dan perjanjian perdamaian. Kedua negara diketahui belum menandatangani kesepakatan damai sejak Perang Korea berakhir pada 1953.

Dalam KTT tersebut, Kim dan Moon berjanji akan segera menandatangani kesepakatan damai sebagai simbol berakhirnya Perang Korea. "Saya merasa bahwa kami adalah bagian dari satu keluarga dan kedua negara akan memiliki kebijakan kerja sama baru. Setelah bertahun-tahun sengketa, kami di sini hari ini untuk mengatakan bahwa tidak akan ada yang membuat kami berbeda lagi," kata Kim, seperti dilaporkan laman Aljazirah.

Moon pun mengapresiasi Kim yang telah menyatakan akan meninggalkan sepenuhnya program rudal dan nuklirnya. Menurutnya, komitmen tersebut merupakan awal yang sangat berharga bagi hubungan kedua negara. "Kim Jong-un dan saya menyatakan bahwa tidak akan ada perang lagi di Semenanjung Korea dan era baru perdamaian telah dimulai," ujar Moon.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement