Sabtu 28 Apr 2018 13:53 WIB

PBB Berharap Korut-Korsel Segera Terapkan Kesepakatan KTT

Sekjen PBB menawarkan bantuan dalam pelaksanaan proses denuklirisasi Korut

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Sekjen PBB Antonio Guterres.
Foto: EPA
Sekjen PBB Antonio Guterres.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekjen Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengapresiasi pertemuan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un dengan Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in dalam KTT Korut-Korsel yang digelar di Panmunjom pada Jumat (27/4). Guterres berharap pertemuan keduanya dapat mengarah pada perdamaian dan denuklirisasi di Semenanjung Korea.

"Guterres memuji KTT yang benar-benar bersejarah ini antara pemimpin Republik Demokratik Rakyat Korea (Korut) dan Republik Korea (Korsel). Banyak orang di seluruh dunia tergerak oleh citra kuat dari dua pemimpin yang datang bersama untuk memajukan harmoni dan perdamaian di Semenanjung Korea," kata juru bicara Guterres dalam sebuah pernyataan, dikutip laman kantor berita Korsel, Yonhap, Sabtu (28/4).

Guterres berharap semua kesepakatan yang tercapai dalam KTT tersebut dapat segera diterapkan oleh kedua negara guna mempercepat rekonsiliasi antar-Korea, termasuk denukliriasi yang dapat diverifikasi di Semenanjung Korea. "Dia menantikan keuntungan ini dikonsolidasikan pada KTT antara pemimpin Amerika Serikat (AS) dab Korut yang diharapkan akan berlangsung dalam waktu dekat," ungkap juru bicara Guterres.

Baca juga, Kim Jong-un: Selamat Tinggal Mimpi Buruk

Guterres pun menjanjikan komitmen dan kesiapannya untuk menawarkan bantuan dalam pelaksanaan proses ini. Presiden AS Donald Trump memang telah dijadwalkan bertemu dengan Kim Jong-un dalam KTT Korut-AS. KTT ini rencananya diselenggarakan pada akhir Mei atau awal Juni mendatang.

Terdapat dua isu sentral yang dibahas Kim dan Moon dalam KTT Korut-Korsel, yaitu tentang denuklirisasi di Semenanjung Korea dan perjanjian perdamaian. Kedua negara diketahui belum menandatangani kesepakatan damai sejak Perang Korea berakhir pada 1953.

Dalam KTT tersebut, Kim dan Moon berjanji akan segera menandatangani kesepakatan damai sebagai simbol berakhirnya Perang Korea. "Saya merasa bahwa kami adalah bagian dari satu keluarga dan kedua negara akan memiliki kebijakan kerja sama baru. Setelah bertahun-tahun sengketa, kami di sini hari ini untuk mengatakan bahwa tidak akan ada yang membuat kami berbeda lagi," kata Kim, seperti dilaporkan laman Aljazirah.

Moon pun mengapresiasi Kim yang telah menyatakan akan meninggalkan sepenuhnya program rudal dan nuklirnya. Menurutnya, komitmen tersebut merupakan awal yang sangat berharga bagi hubungan kedua negara. "Kim Jong-un dan saya menyatakan bahwa tidak akan ada perang lagi di Semenanjung Korea dan era baru perdamaian telah dimulai," ujar Moon.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement