Sabtu 28 Apr 2018 23:33 WIB

DPR Dukung Pengembangan Kilang Balikpapan

Guna memenuhi kebutuhan bbm, khususnya untuk wilayan Indonesia tengah dan timur

Petugas beraktivitas di kilang Pertamina Refinery Unit (RU) V Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis (14/4). (Republika/Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Petugas beraktivitas di kilang Pertamina Refinery Unit (RU) V Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis (14/4). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Eni Maulani Saragih, mengatakan DPR mendukung pengembangan kilang RDMP Balikpapan. Hal itu guna memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak, khususnya untuk wilayah Indonesia bagian Tengah dan Timur.

Selain itu juga untuk memenuhi penggunaan BBM berstandar euro 4 yang mulai diterapkan September 2018.

"Oleh karena itu DPR akan terus memantau progress pengembangan kilang. Pemerintah Indonesia harus mulai mengantisipasi kebutuhan akan bbm dengan standar ini," ujar Eni Maulani saat kunjungan kerja Komisi VII DPR RI ke Kilang Balikpapan, beberapa waktu lalu. 

Pengembangan Kilang Balikpapan diharapkan dapat mengisi kebutuhan bbm berstandar euro 4. Karena selain kapasitas produksi bertambah, kompleksitas produksi yang dihasilkan juga meningkat.

Project Cordinator RDMP Refinery Unit V, Suwahyanto, menjelaskan, saat ini proses pengembangan kilang sudah tahapan menyelesaikan pembangunan jetty konstruksi dan flare. Demikian juga penyiapan lahan untuk utilitis yang sudah selesai. Sementara untuk unit proses sudah mencapai 80 persen.

"Dari sisi tenaga kerja, kami bekerja sama dengan pemerintah daerah, mengadakan pelatihan untuk menyiapkan tenaga kerja lokal agar ketika pengerjaan konstruksi nanti, tenaga kerja lokal siap bersaing dengan tenaga kerja dari luar," ujar Suwahyanto dalam keterangan tertulis.

Suwahyanto menjelaskan saat ini proses lelang EPC sedang berlangsung.

"Kami targetkan akhir Oktober 2018 lelang EPC selesai," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement