Sabtu 28 Apr 2018 23:39 WIB

Ketua Panitia Pemilihan di Bangkalan Jadi Korban Pembacokan

Polres Bangkalan menyatakan, pembacokan tidak terkait dengan pilkada.

[ilustrasi] Petugas Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) menyiapkan kotak-kotak suara pilkada.
[ilustrasi] Petugas Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) menyiapkan kotak-kotak suara pilkada.

REPUBLIKA.CO.ID,  BANGKALAN -- Polres Bangkalan, Jawa Timur, Sabtu (28/4) malam memperketat pengamanan menyusul terjadinya aksi pembacokan pada Ketua Panitia Pemilihan (PPK) Galis, Sabtu siang sekitar pukul 11.15 WIB. "Personel kami instruksikan untuk memperketat pengamanan dan segera menangkap pelakunya," ujar Kapolres Bangkalan AKBP Boby Pa'ludin Tambunan.

Petugas penyelenggara pemilu di tingkatan kecamatan yang dibacok orang itu bernama Mujiburrohman (41) warga Galis, Bangkalan. Pelaku diketahui dua orang tidak dikenal dengan mengendarai sepeda motor jenis matic di jalan Dusun Pancor, Desa Galis, Kecamatan Galis, Kabupaten Bangkalan, Madura.

Menurut keterangan sejumlah saksi, peristiwa itu terjadi saat korban mengendarai sepeda motor Honda Vario warna putih bernomor polisi M-2732-GA sepulang dari mengajar di Yayasan Al-Ibrohimi Dusun Pancor, Desa Galis, Kecamatan Galis, Bangkalan. Sesampainya di tempat kejadian parkara (TKP) secara tiba-tiba dari arah belakang korban dipepet oleh dua orang pelaku berboncengan mengendarai sepeda motor dan langsung membacok korban dengan mengunakan senjata tajam.

"Kami sudah melakukan olah TKP maupun mencatat saksi-saksi yang ada disekitar TKP dan memohon kepada masyarakat untuk tenang, percayakan kepada polisi beri waktu untuk kita ungkap motifnya, kita masih kumpulkan barang bukti dan tentu kita semua akan bekerja keras," ujar kapolres.

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bangkalan Fauzan Jakfar berharap, kasus pembacokan Ketua PPK Galis itu tidak terkait dengan masalah pilkada. "Kami berharap ini tidak terkait dengan pilkada," ujar Fauzan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement