REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan awal musim kemarau akan merata terjadi di wilayah-wilayah Indonesia pada Mei hingga Juni 2018. Kepala Bagian Humas BMKG Indonesia Hary Djatmiko mengatakan, selama April ini, sebagian wilayah Indonesia masih masa transisi peralihan musim penghujan ke kemarau.
Kendati demikian, Hary mengungkapkan, di wilayah Bali dan Nusa Tenggara sudah lebih dahulu memasuki awal musim kemarau. Selanjutnya, musim kemarau akan secara bertahap bergeser ke wilayah Indonesia bagian barat mulai Mei dan Juni 2018
"Puncak kemarau diprakirakan akan terjadi antara Agustus dan September 2018," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (29/4).
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan kondisi masa transisi ini biasanya ditandai dengan potensi pertumbuhan awan-awan konvektif lokal yang mengakibatkan terjadinya hujan lebat, angin kencang, dan puting beliung, seperti kejadian angin kencang dan puting beliung yang terjadi di Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta pada 24 April lalu.
"Terkait kejadian ini, BMKG telah memberikan informasi peringatan dini sehari sebelumnya (23/4) yang selalu diperbaruhi informasinya setiap tiga jam sekali," kata Dwikorita.
Dwikorita menyebutkan dalam satu pekan terakhir ini terjadi curah hujan ekstrem di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Kalimatan Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua. Meskipun beberapa wilayah di Indonesia sudah memasuki musim kemarau, hujan petir dalam dua hari ke depan masih dapat terjadi di wilayah Sumatra bagian tengah dan selatan, pesisir timur Sumatera, Banten, dan Jawa Barat bagian utara.
Hujan lebat masih berpotensi terjadi di wilayah Sulawasi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Maluku Papua Barat, dan Papua. Dwikorita mengimbau agar masyarakat menunda kegiatan penangkapan ikan secara tradisional hingga gelombang tinggi mereda dan selalu waspada terhadap kemungkinan hujan disertai angin yang dapat menyebabkan pohon maupun baliho tumbang.